Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label birokrasi indonesia

Pengawasan Terhadap Instansi Pemerintah

silahudin Pengawasan bersifat universal, ada dalam setiap kegiatan yang diorganisir, apalagi terhadap kegiatan-kegiatan pemerintahan. Apa saja pengawasan terhadap kegiatan pemerintahan? dapat disimak pada video di bawah ini.

Menyoal Energi Bangsa

Ilustrasi energi (foto hasil tangkapan layar dari gramedia.com) Oleh Silahudin ROBOHNYA rezim Soeharto pada bulan Mei 1998, tampak belum membawa pada penyelenggaraan kehidupan politik negara bangsa yang kondusif. Salah guna pemerintahan dalam menata tatanan negara bangsa ini, terutama tata pemerintahan yang baik (good governance) masih jauh dari harapan, bahkan yang dirasakan dan menjadi tontonan justru akrobatik politik elit politik dalam memperebutkan kekuasaan. Kenyataan dalam kehidupan politik negara bangsa dengan membangun Indonesia yang demokratis, acapkaki terjebak egoisme politik masing-masing.   Dalam bahasa lain, politik mengurus “dapur sendiri” terus-menerus menonjol menjadi tontonan di negeri ini. Sehingga keberadaannya pada lembaga-lembaga negara, baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif belum menyentuh kepentingan publik, namun yang mencolok mereka elit politik “sibuk” melayani diri sendiri untuk kepentingan kelompoknya. Propaganda politik untuk memertahankan akses...

TULI

Sejenak, kurebahkan badan melongok ke atas "bilik-bilik" langit mengintip harapan dan impian Sejenak, ku tengok ke belakang kenyataan seabreg soal, tetus menghimpit menengok kegalauan alam pikir Jiwa-jiwa yang kerdil menghamba dalam kaya raya, dan duka nestapa merajut hamparan impian di padang kesuburan alam Indonesia Kicau-kicau burung mencari, menetik biji "salju" tuk kehidupan menjerit, meratap hanya cari seonggah air kehidupan di negerinya Nun jauh disana: istana-istana, gedung-gedung megah yang sejatinya mengabdi kehidupannya untuk rakyat angkuh seribu sikap perilaku Berkicau, berbusa-busa atas nama rakyat tanpa kesungguhan di balik kursi-kursi "empuknya" kekuasaan Wahai para prmimpin negeri ini senda gurau kalian, jeritnya di kangit-langut jingga: rakyat tak terdengar, terbungkus kemewahan keangkuhan, jumawa, dengan setumpuk kerakusan dan keserakahan Terbius urat nadi kekuasaan, untuk kekuasaan Go to hell rakyat aku dah...

KABINET KERJA

Ilustrasi Kabinet Kerja (foto hasil tangkapan layar dari id.wikipedia.org) Oleh Silahudin*) KERINDUAN publik atas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, tampaknya telah menjadi keniscayaan tak bisa ditutupi. Hal ini terjadi karena selama pemerintahan koalisi partai-partai (era reformasi), selalu terulang transaksional dalam “tarik menarik” jabatan politis strategis. Politik transaksional dalam mengisi jabatan menteri, atmosfernya selama ini terus menerus "mengotori" udara politik nasional yang secara sadar atau tidak membawa dampak atas apatisme rakyat terhadap pemerintahan. Itu sebabnya, nomenklatur kabinet kerja (zaken cabinet) hari-hari ini terus didengung-dengungkan oleh kehendak publik. Keinginan publik terhadap presiden terpilih, sejatinya tidak terjebak pada “permainan politik” bagi-bagi kursi menteri semata, tetapi dalam mengarsiteki kabinetnya didasarkan atas kualifikasi kompetensi dan profesionalitas untuk pos-pos menterinya. Perlu diingat, selama ini era refo...

"Temu Harapan" Rakyat dengan Pemimpin

Oleh: Silahudin AKHIR-akhir ini, kepolitikan nasional tengah "tersandera" oleh kepentingan-kepentingan yang tidak membebaskan dalam menikmati 'negara untuk melndungi segenap bangsa dan warganya'. Entah kebingungan apa yang sedang menyelimuti bangsa ini, termasuk elite-elite negeri ini (?) seakan negara ini tiada dlam keaadaannya. Kerusuhan, keberingasan dan kekerasan silih berganti, dan tak terselesaikan dengan baik. Apakah memang sebagai anomali bangsa ini yang sedang kehilangan oreintasi kebangsaannya? Ataukah kehadiran negara sebagai instrument kolektif justru terbuai oleh hegemoni "kedaulatan kelompok"? Bnturan-benturan aspirasi dan artikulasi kepentingan sulit untuk ditepiskan. Apalagi antara tuntutan infrastruktur politik dengan keinginan suprastruktur politik, ibarat kita mengukur dalamnya laut: tak terduga. Tapi nilai demokrasi yang hakiki bahwa aspirasi rakyat menjadi titik sentral dalam kehidupan demokrasi. Perbedaan yang terjadi saat memperjuang...