Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label gengsi politik

Bisikan Angin dan Racun Janji

  MENJUAL HARAPAN - Angin di Nusantara mulai berbisik, membawa serpihan-serpihan janji yang beterbangan. Janji-janji itu tak ubahnya permen kapas, terlihat manis dan mengembang besar, tetapi ( akan )  meleleh dan lenyap dalam sekejap begitu bersentuhan dengan lidah kenyataan. Si Penenun Kata-kata adalah master dari semua bisikan ini. Ia tahu persis bagaimana merangkai kata-kata agar terdengar merdu di telinga rakyat, bagaimana menjanjikan bulan dan bintang agar mereka terlena. Ia berjanji akan membangun jembatan emas, mencetak uang dari daun kering, bahkan mengubah air mata menjadi berlian. Para pendukungnya, yang kini lebih mirip kawanan lebah yang mengerumuni madu, bersorak riang setiap kali janji itu terlontar. Mereka tak peduli apakah janji itu masuk akal atau tidak, yang penting terdengar indah dan memberi harapan. Beberapa di antaranya bahkan mulai saling berebut, berharap bisa mencicipi tetesan madu pertama dari janji-janji manis itu. Mereka bahkan rela berdesakan, sali...

Catatan dari Piala Presiden 2025: Sepak Bola Cermin Peradaban

Oleh Silahudin MENJUAL HARAPAN - Kompetisi sepak bola Piala Presiden 2025 memasuki babak final. Dalam final ini, tidak satu pun klub Indonesia lolos ke final.  Dua tim asing, yaitu Oxford United, dan Port FC memimpin dengan disiplin, efisiensi, dan strategi matang. Pertanyaannya, apakah ini sekadar soal kemampuan teknis? Ataukah kita menyaksikan manifestasi dari ekosistem sepak bola yang belum tumbuh sebagai semesta nilai dan etos? Perlu dipahami, sepak bola bukan sekadar permainan. Ia merupakan representasi dari bagaimana suatu bangsa mendidik, mengenali, dan membentuk karakter kolektifnya.  Ketika tim nasional atau klub gagal bersaing, kita tidak hanya bicara soal taktik; kita bicara tentang sistem pembinaan, budaya kerja, dan kedalaman nilai-nilai publik yang mendasarinya. Epistemologi Pembinaan Memang, ada banyak akademi sepak bola Indonesia, pembinaan masih terjebak pada skema kuantitatif: berapa banyak pemain, berapa kali latihan, berapa gelar yang diraih. Akan tetapi, k...