Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label ulama

Titik Balik di Lirboyo, Jalan Konstitusional Menuju Islah PBNU

MENJUAL HARAPAN - Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur, kembali menjadi saksi sejarah bagi perjalanan panjang Nahdlatul Ulama. Pada Kamis (25/12), sebuah ketegangan yang sempat mengancam soliditas organisasi terbesar di dunia ini akhirnya mencair. Dalam rapat konsultasi yang berlangsung selama tiga jam, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyepakati langkah islah  dengan komitmen menyelenggarakan Muktamar Ke-35 NU sesegera mungkin . Kesepakatan ini bukan sekadar jabat tangan formalitas, melainkan sebuah ikhtiar kolektif untuk mengakhiri polemik yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir. Forum yang dihadiri oleh jajaran Syuriyah, Mustasyar, dan kiai-kiai sepuh ini menjadi ruang "tabayun" atas berbagai isu sensitif yang sempat membelah kepengurusan. Juru bicara pertemuan, Abdul Muid Shohib, menegaskan bahwa keputusan ini diambil dengan penuh kehati-hatian demi menjaga kemaslahatan jam’iyyah . Dinamika i...

Di Balik Senja Merah 10 November: Menafsirkan Ksatria Baru di Era Tembok Sunyi

  MENJUAL HARAPAN - Hari Pahlawan, 10 November, merupakan penanda krusial dalam kalender bangsa—titik di mana narasi kebangsaan mencapai klimaksnya dalam darah dan keberanian kolektif. Akan tetapi, lebih dari sekadar ritual upacara dan tabur bunga, Hari Pahlawan menuntut sebuah dialog epistemologis: Siapakah pahlawan kita hari ini? Jika pada 1945 pertempuran berlangsung di jalanan Kota Pualam, hari ini, arena juang telah bergeser secara fundamental ke ranah etika, integritas, dan kesadaran sosial. Kita ditantang untuk merobek tirai historisisme dan menghadapi realitas empiris bahwa musuh telah berganti wujud. Pertempuran Surabaya 1945 mengajarkan kita tentang pengorbanan yang absolut. Di bawah komando tokoh-tokoh karismatik seperti Bung Tomo, rakyat sipil, ulama, dan milisi bersatu dalam satu spirit: Merdeka atau Mati . Mereka menanggapi ultimatum asing dengan penolakan mentah-mentah, mengubah Kota Pahlawan menjadi neraka pertempuran selama tiga minggu. Peristiwa ini adalah puncak ...