Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label praktik lancung

Ketika Meja Makan Menjadi Ladang

MENJUAL HARAPAN - "Lihatlah, Paman," bisik Si Penjaga Pintu, matanya tak lepas dari sebuah bangunan megah yang menjulang di tengah alun-alun. "Para juru masak sudah bekerja berbulan-bulan. Aroma harumnya sampai ke sudut-sudut desa. Kabarnya, ini adalah jamuan agung yang disiapkan untuk seluruh rakyat." Si Pengamat, yang duduk di bangku batu dekatnya, mengangguk perlahan. "Benar. Dinding-dindingnya dilapisi emas. Meja-mejanya terbuat dari kayu jati. Tapi yang terpenting, jamuan ini didanai dari sumbangan kita semua. Setiap tetes keringat kita." "Jadi, kita semua akan diundang?" tanya Si Penjaga Pintu penuh harap. "Kita bisa makan sepuasnya, mengambil apa yang kita inginkan?" "Begitulah yang dijanjikan," jawab Si Pengamat, suaranya mengandung nada skeptis. "Jamuan ini seharusnya merata, tak ada yang kelaparan saat hidangan sudah siap." Pintu kayu jati itu terbuka perlahan, tapi bukan untuk semua. Hanya beberapa orang t...

Para Penjaga Gudang dan Timbangan yang Curang

MENJUAL HARAPAN - Di   tengah Kebun Raya Nusantara, berdiri kokoh sebuah Gudang Raksasa. Gudang ini bukan berisi hasil panen atau alat-alat pertanian, melainkan berisi "Harta Kekayaan" yang tak terhingga. Para Penguasaha adalah "Para Penjaga Gudang" yang dengan ketat menjaga setiap pintu dan setiap sudut Gudang itu. Mereka bahkan memiliki "Timbangan Curang" yang selalu berpihak kepada mereka, memastikan setiap transaksi selalu menguntungkan mereka. Setiap hasil panen dari Para Petani Kecil, setiap tetes keringat yang mereka curahkan, harus melewati Timbangan Curang ini. Timbangan itu selalu menunjukkan angka yang lebih kecil dari seharusnya, sehingga Para Petani Kecil selalu merasa rugi. Mereka mencoba protes, namun suara mereka selalu diredam oleh Para Penjaga Gudang yang berwajah dingin dan tak berperasaan. Si Kecil, si semut pekerja, menyaksikan semua ini dengan mata terbelalak. Ia melihat bagaimana karung-karung berisi hasil panen Para Petani Kecil yan...

Jaringan Laba-Laba di Balik Tirai

Ilustrasi kongkalikong MENJUAL HARAPAN - Kota Gemilang, nama yang kontras dengan kenyataan di balik gemerlap lampunya. Di sana, Tirta, seorang jurnalis investigasi muda, merasa seperti terperangkap dalam jaring laba-laba. Bukan jaring biasa, melainkan simpul kongkalikong yang terjalin erat antara kekuatan penguasa dan pengusaha—mereka menyebutnya penguasaha. Tirta pertama kali mencium gelagat aneh saat meliput proyek pembangunan taman kota. Anggarannya fantastis, namun hasilnya jauh dari harapan. Ia mulai menyelidiki. Perlahan, satu per satu benang kusut terurai. Ada indikasi kuat persekongkolan dalam tender proyek, di mana hanya perusahaan tertentu yang selalu memenangkan kontrak, meskipun penawaran mereka tidak efisien. Yang lebih mengejutkan, Tirta menemukan adanya perselingkungan dalam ranah hukum. Beberapa hakim dan jaksa seolah menutup mata terhadap praktik-praktik ilegal yang dilakukan oleh para penguasa dan pengusaha ini. Bukti-bukti yang ia kumpulkan seringkali menguap di ten...

Suara Lembut di Balik Jendela

Ilustrasi praktik lancung (foto hasil tangkapan layar  serikatnews.com ) MENJUAL HARAPAN - Kantor Pak Dadun selalu sunyi, meskipun terletak di jantung kota yang riuh. Kesunyian itu bukan karena minimnya pekerjaan, melainkan karena minimnya suara yang berani menentang. Pak Dadun, seorang pejabat tinggi yang dihormati banyak orang, memiliki senyum menawan dan tutur kata lembut. Namun, di balik keramahannya, tersimpan bisikan-bisikan gelap yang hanya ia dan segelintir orang terdekatnya yang tahu. Rini, staf magang baru, adalah gadis polos yang idealis. Ia datang dengan semangat membara untuk berkontribusi pada bangsa. Hari-harinya di kantor Pak Dadun awalnya dipenuhi kekaguman. Betapa cekatan Pak Dadun memimpin rapat, betapa fasih ia berbicara tentang integritas. Tetapi, perlahan, Rini mulai merasakan ada yang ganjil. Ia melihat berkas-berkas penting menghilang tanpa jejak, proyek-proyek besar yang seharusnya transparan menjadi buram, dan dana-dana yang dialokasikan untuk kepentingan ...

Menyoal Nasib RUU Perampasan Aset

  Ilustrasi pentingnya UU Perampasan Aset (Foto hasil tangkapan layar dari https://antikorupsi.org) MENJUAL HARAPAN - Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset, entah dimana sekarang ini posisinya? Nyaris tidak terdengar lagi geliatnya di ranah wakil rakyat akhir-akhir ini. RUU Perampasan Aset ini memiliki tujuan yang mulai, yaitu memungkinkan negara merampas aset hasil tindak pidana, utamanya tindak pidana korupsi. Hal ini, dianggap sebagai instrumen efektif untuk memiskinkan koruptor, dan mengembalikan kerugian negara. Kerugian negara menurut Indonesia Corruption Wathc (ICW) mencapai Rp 290 triliun selama 2024-2023. Efektivitas pencegahan tindak pidana korupsi, merupakan suatu kebutuhan yang mendesak dalam pergulatan kehidupan negara bangsa (nations state) , agar kekayaan negara benar-benar disandarkan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat, bukan sebaliknya, dimanfaatkan oleh segelintir orang dengan melakukan perilaku lancung. Perjalanan RUU ini, pertama kali diusulkan pada t...