Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label kontekstual

Kota yang Menelan Desa

MENJUAL HARAPAN -- Kota   tumbuh, desa menyusut.  Di balik gemerlap gedung, jalan tol, dan pusat perbelanjaan, ada jejak-jejak desa yang hilang -- tanah   yang digusur, sawah yang dikeringkan, dan komunitas yang dipindahkan. Kota tak sekadar berkembang, ia menelan. Urbanisasi seringkali dianggap kemajuan.  Namun, dalam praktiknya, ia adalah proses pemusnahan ruang hidup lokal. Desa tak lagi dilihat sebagai sumber kehidupan, tetapi sebagai lahan kosong yang siap diubah. Pembangunan menjadi penghapusan. Desa, bukan sekedar objek proyek, yang hanya diminta menerima. Tidak diajak bicara. Kota yang menelan desa juga berarti hilangnya pengetahuan lokal.  Sistem pertanian tradisional, ritual komunitas, dan relasi ekologis digantikan oleh logika produksi. Pengetahuan yang diwariskan turun-temurun dianggap usang, tak ilmiah, tak relevan. Dalam refleksi filosofis, desa adalah ruang kontemplatif.  Ia bukan hanya tempat tinggal, tetapi tempat tumbuhnya nilai, relasi, d...

Belajar dari yang Baik: Reformasi Birokrasi Jangan Asal Salin

Oleh  Silahudin MENJUAL HARAPAN - Setiap kali kita bicara soal birokrasi di Afrika—termasuk di Ghana—stereotip yang muncul selalu negatif: korup, lamban, tidak efisien. Tapi benarkah semua begitu? Francis Owusu, akademisi dari Iowa State University, justru mengajak kita untuk menengok organisasi-organisasi publik yang berkinerja baik di tengah situasi yang sama sulitnya. Dan dari situlah muncul satu gagasan kunci yang terasa menyegarkan:  Alih-alih mengutuki yang buruk, kenapa kita tidak belajar dari yang sudah baik? Dari Ghana, Pelajaran untuk Dunia Owusu meneliti berbagai lembaga negara di Ghana—dari kementerian hingga badan daerah—lalu mengklasifikasikannya berdasarkan reputasi dan kinerjanya. Hasilnya mengejutkan: meskipun berada di dalam sistem yang sama, ada yang tampil unggul dan ada yang gagal total. Apa yang membedakan?  Dua hal mencolok:   1.  Sistem insentif yang adil dan menarik.  Pegawai di lembaga baik mendapat imbalan yang memadai. 2.  R...