Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label rakus

Ketika Meja Makan Menjadi Ladang

MENJUAL HARAPAN - "Lihatlah, Paman," bisik Si Penjaga Pintu, matanya tak lepas dari sebuah bangunan megah yang menjulang di tengah alun-alun. "Para juru masak sudah bekerja berbulan-bulan. Aroma harumnya sampai ke sudut-sudut desa. Kabarnya, ini adalah jamuan agung yang disiapkan untuk seluruh rakyat." Si Pengamat, yang duduk di bangku batu dekatnya, mengangguk perlahan. "Benar. Dinding-dindingnya dilapisi emas. Meja-mejanya terbuat dari kayu jati. Tapi yang terpenting, jamuan ini didanai dari sumbangan kita semua. Setiap tetes keringat kita." "Jadi, kita semua akan diundang?" tanya Si Penjaga Pintu penuh harap. "Kita bisa makan sepuasnya, mengambil apa yang kita inginkan?" "Begitulah yang dijanjikan," jawab Si Pengamat, suaranya mengandung nada skeptis. "Jamuan ini seharusnya merata, tak ada yang kelaparan saat hidangan sudah siap." Pintu kayu jati itu terbuka perlahan, tapi bukan untuk semua. Hanya beberapa orang t...

Suara Lembut di Balik Jendela

Ilustrasi praktik lancung (foto hasil tangkapan layar  serikatnews.com ) MENJUAL HARAPAN - Kantor Pak Dadun selalu sunyi, meskipun terletak di jantung kota yang riuh. Kesunyian itu bukan karena minimnya pekerjaan, melainkan karena minimnya suara yang berani menentang. Pak Dadun, seorang pejabat tinggi yang dihormati banyak orang, memiliki senyum menawan dan tutur kata lembut. Namun, di balik keramahannya, tersimpan bisikan-bisikan gelap yang hanya ia dan segelintir orang terdekatnya yang tahu. Rini, staf magang baru, adalah gadis polos yang idealis. Ia datang dengan semangat membara untuk berkontribusi pada bangsa. Hari-harinya di kantor Pak Dadun awalnya dipenuhi kekaguman. Betapa cekatan Pak Dadun memimpin rapat, betapa fasih ia berbicara tentang integritas. Tetapi, perlahan, Rini mulai merasakan ada yang ganjil. Ia melihat berkas-berkas penting menghilang tanpa jejak, proyek-proyek besar yang seharusnya transparan menjadi buram, dan dana-dana yang dialokasikan untuk kepentingan ...

TULI

Sejenak, kurebahkan badan melongok ke atas "bilik-bilik" langit mengintip harapan dan impian Sejenak, ku tengok ke belakang kenyataan seabreg soal, tetus menghimpit menengok kegalauan alam pikir Jiwa-jiwa yang kerdil menghamba dalam kaya raya, dan duka nestapa merajut hamparan impian di padang kesuburan alam Indonesia Kicau-kicau burung mencari, menetik biji "salju" tuk kehidupan menjerit, meratap hanya cari seonggah air kehidupan di negerinya Nun jauh disana: istana-istana, gedung-gedung megah yang sejatinya mengabdi kehidupannya untuk rakyat angkuh seribu sikap perilaku Berkicau, berbusa-busa atas nama rakyat tanpa kesungguhan di balik kursi-kursi "empuknya" kekuasaan Wahai para prmimpin negeri ini senda gurau kalian, jeritnya di kangit-langut jingga: rakyat tak terdengar, terbungkus kemewahan keangkuhan, jumawa, dengan setumpuk kerakusan dan keserakahan Terbius urat nadi kekuasaan, untuk kekuasaan Go to hell rakyat aku dah...