Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label budaya

Fenomena “Lapor Damkar”: Cermin Retak Kepercayaan Publik pada Polri

Ole h Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - BARU-baru ini, jagat langit Indonesia dihebohkan oleh fonomena ‘lapor ke petugas Damkar lebih aman, ketimbang ke polisi’. Tentu hal itu bukan tanpa alasan, namun memiliki pesan penting yang ditujukan kepada kepolisian Republik Indonesia.   Di tengah hiruk-pikuk reformasi institusi penegak hukum, sebuah fenomena mengguncang fondasi kepercayaan publik, yaitu: masyarakat lebih memilih melapor ke petugas pemadam kebakaran (Damkar) ketimbang ke kepolisian (Polri) saat menghadapi situasi darurat. Memang, fenomena ini bukan sekadar anomali sosial, melainkan indikator empirik dari krisis legitimasi yang dialami Polri. Ia menyingkap luka lama yang belum sembuh—tentang pelayanan yang lamban, birokrasi yang berbelit, dan rasa takut yang tak kunjung hilang. Bahkan, Menko Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Pemasyarakan, Yusril Ihza Mahendra , menyoroti bahwa masyarakat merasa lebih aman berinteraksi deng...

Kuliner Nusantara Perhatian Publik dalam Sepekan

  MENJUAL HARAPAN - Dalam   sepekan terakhir, kuliner Nusantara yang paling banyak menyita perhatian publik adalah hidangan tradisional yang dipadukan dengan inovasi modern, serta geliat UMKM lokal yang tampil di panggung internasional. Rendang, sate, dan soto tetap menjadi ikon, sementara kreasi baru dari UMKM dan festival kuliner mendorong tren segar di masyarakat. Kuliner Tradisional yang Mendunia Rendang  kembali meneguhkan posisinya sebagai salah satu makanan terenak di dunia, dengan sorotan dari TasteAtlas Awards dan festival internasional. Sate  dan nasi goreng  juga masuk daftar hidangan terbaik dunia, memperkuat citra kuliner Indonesia di mata global. Soto Nusantara  dengan berbagai versi daerah (Soto Betawi, Soto Lamongan, Soto Banjar) menjadi daya tarik karena keanekaragaman rasa. Perpaduan Tradisi dan Inovasi Generasi muda kini semakin melirik resep tradisional  sebagai identitas rasa, namun dikemas dengan teknologi dapur modern  dan g...

Roti, Warisan Abadi di Meja Makan Turki

Jenis roti Turki (istimewa) MENJUAL HARAPAN  - Di setiap sudut Turki, dari desa terpencil hingga pusat kota metropolitan, roti bukan sekadar makanan pokok—ia adalah simbol budaya yang hidup. Tradisi pembuatan roti di Anatolia, wilayah yang dikenal sebagai salah satu tempat lahirnya peradaban menetap, telah berlangsung selama ribuan tahun dan terus diwariskan lintas generasi. Penemuan arkeologis di berbagai situs kuno memperkuat posisi roti sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Turki. Di Catalhoyük, Konya, arkeolog menemukan roti beragi berusia 8.600 tahun, sementara di Eskisehir, sepotong roti dari 5.000 tahun lalu ditemukan mengandung gandum emmer dan lentil. Penemuan ini menunjukkan bahwa teknik fermentasi dan pemanggangan telah dikenal sejak masa prasejarah. Tak hanya sebagai makanan, roti juga memiliki makna spiritual. Di Karaman, lima roti terkarbonisasi dari abad ke-7 hingga ke-8 Masehi diyakini sebagai roti sakramental dalam ritual Kristen awal. Sementara itu, ...

Fraud Institusional: Membiarkan Ketidakjujuran Berakar

  MENJUAL HARAPAN  –  Fraud   institusional bukan sekadar tindakan individu yang menyimpang, melainkan bentuk penyimpangan yang telah menyatu dalam struktur dan budaya organisasi. Ia bukan lagi “penyakit” yang menyerang dari luar, tetapi telah menjadi bagian dari DNA institusi itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, fenomena ini menjelma dalam bentuk korupsi yang terstruktur, manipulasi anggaran, dan pembiaran terhadap praktik-praktik tidak etis yang berlangsung secara sistemik. Menurut survei  Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)  Indonesia, jenis fraud yang paling merugikan di Indonesia adalah korupsi, dengan persentase mencapai 64% dari seluruh kasus yang teridentifikasi. Ini menunjukkan bahwa fraud bukan hanya terjadi secara sporadis, tetapi telah menjadi pola yang berulang dan diterima secara sosial dalam banyak institusi. Ketika penyimpangan menjadi kebiasaan, maka kita sedang berhadapan dengan fraud institusional. Sosiolog Robert K. Merton p...

Budaya Politik, dan Jalan Panjang Keadilan Sosial

Oleh Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN  - KETIMPANGAN  di Indonesia tidak hanya terlihat dalam angka statistik,  melainkan  dalam praktik budaya politik sehari-hari. Akses terhadap layanan publik, representasi politik, hingga martabat sosial kerap bergantung pada siapa yang kita kenal, bukan pada hak yang seharusnya dijamin negara. Sering kali kita mengira bahwa politik hanyalah urusan partai, parlemen, atau pemilu. Padahal, politik juga hidup di ruang sehari-hari, dalam cara kita berinteraksi, dalam norma yang kita anggap wajar, bahkan dalam cara kita mendefinisikan siapa yang berhak mendapat keadilan.  Oleh karena itu, d i sinilah konsep kebudayaan politik menjadi penting ,  ia bukan sekadar “hiasan,” melainkan fondasi dari bagaimana masyarakat memahami dan memperjuangkan hak-haknya. Keadilan sosial, yang kita kenal sebagai sila kelima Pancasila, bukan hanya soal pembagian ekonomi yang merata. Filsuf politik Nancy Fra...

Cermin di Balik Tumpukan

Ilustrasi seorang individu yang berdiri di antara dua gunungan sampah, memegang sebuah cermin bulat MENJUAL HARAPAN - "Mengapa kita membicarakannya?" tanya sang Penanya, menatap tumpukan di hadapannya. Tumpukan itu bukan lagi sampah fisik, melainkan metafora yang hidup, bernapas dalam ruang imajinasi mereka. "Bukankah dia hanyalah sisa-sisa yang tidak lagi dibutuhkan?" "Apakah begitu?" balas sang Penjelajah, mengamati dengan saksama. "Tidakkah dia pernah memiliki nilai? Pernahkah Anda berpikir tentang asal-usulnya, dari mana dia datang?" Sang Penanya terdiam sejenak. "Dia datang dari apa yang kita pakai, dari apa yang kita konsumsi. Dia adalah akhir dari sebuah siklus." "Tepat," ujar Penjelajah. "Namun, apakah akhir itu benar-benar akhir? Atau apakah dia adalah awal dari masalah baru, sebuah beban yang kita wariskan?" "Beban yang tidak terlihat," Penanya merenung, "seperti kenangan buruk yang kita sim...

Kepedulian Lingkungan, Dari Pagar Mewah Hingga Isu Global

  MENJUAL HARAPAN -  KEPEDULIAN lingkungan, memang telah menjadi isu yang sangat penting. Perubahan iklim hingga polusi udara, isu lingkungan telah menjadi perhatian global. Akan tetapi, kepedulian lingkungan tidak hanya tentang isu global, melainkan juga tentang realitas sosial yang kita hadapi sehari-hari. Kepedulian lingkungan dapat dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Seperti sampah-sampah yang tampak menjadi pemandangan di perumahan-perumahan bergelantungan di pagar tinggi, dan berserahakn di depan dan pinggir rumah. Salim (2018 mengatakan kepdulian lingkungan adalah tentang bagaimana kita memperlakukan lingkungan sekitar kita, mulai dari rumah kita sendiri hingga lingkunga global. Memang, kepedulian lingkungan tidak hanya tentang individu, melainkan juga tentang masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah mempunyai peran penting dalam mengatur dan mengelola lingkungan hidup. Dalam beberapa tahun terakhir ini, isu lingkungan telah menjadi semakin penting dalam agenda gl...

Keadilan Yang Tak Berwajah

Refleksi Kemerdekaan RI ke-80 MENJUAL HARAPAN - Keadilan adalah wajah yang seharusnya paling dikenali dari negara.  Ia adalah janji yang tertulis dalam konstitusi, nilai yang dijunjung dalam Pancasila, dan harapan yang hidup dalam hati warga. Namun, dalam kenyataan hari ini, keadilan tak punya wajah—ia tak tampak, tak terasa, dan tak berpihak. Warga sering bertanya: “Di mana keadilan itu?”  Mereka melihat koruptor tersenyum di televisi, sementara pencuri ayam dihukum berat. Mereka melihat tanah mereka diambil tanpa musyawarah, pelayanan publik yang diskriminatif, dan hukum yang tak menyentuh elite. Keadilan menjadi ilusi. Keadilan yang tak berwajah adalah keadilan yang tak bisa dikenali.  Ia hadir dalam pidato, tetapi absen dalam praktik. Ia disebut dalam dokumen, tetapi tak hidup dalam pelayanan. Ia menjadi kata-kata, bukan tindakan. Dalam refleksi filosofis, keadilan adalah relasi yang adil.  Ia bukan hanya soal distribusi, tetapi soal pengakuan, partisipasi, dan k...

Demokrasi Tanpa Demos

MENJUAL HARAPAN - Demokrasi   lahir dari gagasan bahwa kekuasaan berasal dari rakyat.  Ia a dalah janji bahwa setiap suara berarti, setiap warga berhak menentukan arah, dan setiap keputusan harus lahir dari partisipasi. Namun, ketika demos - rakyat   dihilangkan, demokrasi menjadi kulit tanpa isi. Dalam praktik politik hari ini, demokrasi sering kali hanya berarti pemilu.  Warga diminta memilih, tetapi tak pernah diajak bicara. Mereka diberi hak suara, tetapi tak diberi ruang tafsir. Demokrasi menjadi ritual lima tahunan, bukan proses harian. Dalam obrol-obrol dengan warga masyarakat, sering berkata: “Kami hanya dibutuhkan saat kampanye.”  Setelah itu, suara mereka tak lagi didengar, kebutuhan mereka tak lagi diprioritaskan, dan keberadaan mereka tak lagi diakui. Demokrasi menjadi mobilisasi, bukan partisipasi. Demokrasi tanpa demos juga tampak dalam sistem representasi.  Wakil rakyat tak lagi mewakili, partai politik tak lagi mendengar, dan parlemen menjad...

Kota yang Menelan Desa

MENJUAL HARAPAN -- Kota   tumbuh, desa menyusut.  Di balik gemerlap gedung, jalan tol, dan pusat perbelanjaan, ada jejak-jejak desa yang hilang -- tanah   yang digusur, sawah yang dikeringkan, dan komunitas yang dipindahkan. Kota tak sekadar berkembang, ia menelan. Urbanisasi seringkali dianggap kemajuan.  Namun, dalam praktiknya, ia adalah proses pemusnahan ruang hidup lokal. Desa tak lagi dilihat sebagai sumber kehidupan, tetapi sebagai lahan kosong yang siap diubah. Pembangunan menjadi penghapusan. Desa, bukan sekedar objek proyek, yang hanya diminta menerima. Tidak diajak bicara. Kota yang menelan desa juga berarti hilangnya pengetahuan lokal.  Sistem pertanian tradisional, ritual komunitas, dan relasi ekologis digantikan oleh logika produksi. Pengetahuan yang diwariskan turun-temurun dianggap usang, tak ilmiah, tak relevan. Dalam refleksi filosofis, desa adalah ruang kontemplatif.  Ia bukan hanya tempat tinggal, tetapi tempat tumbuhnya nilai, relasi, d...