Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label dikti

Menulis untuk Dunia, Melupakan Bangsa Sendiri?

MENJUAL HARAPAN -  MENULIS,  tampak tidak bisa dihindari menjadi tuntutan profesional seseorang sebagai tenaga pengajar atau dosen. Dan "kegilaannya" jurnal Scopus menjadi penanda keunggulan akademik, namun kita perlu bertanya ulang: apakah publikasi kita masih berbicara tentang masyarakat kita sendiri? Tak terbayangkan, misalnya seorang akademisi muda dari pelosok Nusantara yang meneliti kearifan lokal tentang pengelolaan air oleh komunitas adat. Penelitian tersebut, kaya makna dan relevansi. Akan tetapi, manakalah ia hendak menerbitkannya, muncul tuntutan agar ditulis dalam bahasa Inggris, dengan gaya akademik Barat, dan fokus pada “novelty”, bukan keberlanjutan pengetahuan, atau dampaknya bagi masyarakat. Selanjutnya, substansi isi penelitian dirombak demi menyesuaikan dengan selera jurnal internasional. Yang tersisa hanyalah jejak data kering, tak lagi mengandung denyut hidup lokal. Fenomena tersebut, tentu saja bukan kasus tunggal. Di berbagai kampus, orientasi "pub...

Menjual Harapan dalam Kebijakan Pendidikan Indonesia, dan Perbandingan Global

  MENJUAL HARAPAN - Pendidikan, merupakan salah satu sektor yang paling sering dijadikan alat politik, dan ekonomi untuk "menjual harapan."  Pemerintah di berbagai lapisan negara, merancang sistem pendidikan dengan janji mobilitas sosial, penciptaan sumber daya manusia berkualitas, dan kemajuan ekonomi. Akan tetapi, ada banyak kebijakan, yang–alih-alih menjadi solusi–justru menciptakan tantangan baru. Indonesia, negara dengan sistem pendidikan yang terus berkembang, tidak terhindar dari menghadapi berbagai polemik, utamanya terkait kebijakan pendidikannya. Sementara, di belahan negara lain seperti Finlandia, Amerika Serikat, dan Singapura memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjual harapan melalui sistem pendidikan mereka. Artikel ini, mencoba mengulas kebijakan pendidikan di Indonesia, dan  membandingkannya dengan negara lain, serta mengeksplorasi keberhasilan, kegagalan, dan perdebatan yang muncul. Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Harapan dan Realitas 1. Wajib Bel...