Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label janji palsu

Janji Di Panggung Kehidupan

  ilustrasi istimewa MENJUAL HARAPAN - Di negeri bernama Indonesia, janji bukan sekadar kata. Ia adalah mata uang sosial yang diperdagangkan di pasar harapan. Dari lorong kekuasaan hingga ruang kelas, dari mimbar spiritual hingga meja makan rakyat, janji berseliweran seperti angin: kadang menyejukkan, kadang menyesakkan. Politik adalah panggung utama janji. Setiap musim pemilu, aktor-aktor politik tampil dengan naskah penuh janji: membangun, menyejahterakan, memberantas korupsi. Akan tetapi, setelah tirai ditutup, banyak janji yang tertinggal di panggung, tak pernah turun ke bumi. Rakyat pun belajar satu hal: janji politik adalah retorika, bukan komitmen. Di ruang pendidikan, janji hadir dalam bentuk konstitusi dan kurikulum. Negara menjanjikan pendidikan yang merata dan bermutu. Namun, anak-anak di pelosok masih belajar di bawah atap bocor, dengan guru yang datang seminggu sekali. Janji pendidikan menjadi puisi yang indah, tapi tak terbaca oleh mereka yang paling membutuhkannya. ...

Bisikan Angin dan Racun Janji

  MENJUAL HARAPAN - Angin di Nusantara mulai berbisik, membawa serpihan-serpihan janji yang beterbangan. Janji-janji itu tak ubahnya permen kapas, terlihat manis dan mengembang besar, tetapi ( akan )  meleleh dan lenyap dalam sekejap begitu bersentuhan dengan lidah kenyataan. Si Penenun Kata-kata adalah master dari semua bisikan ini. Ia tahu persis bagaimana merangkai kata-kata agar terdengar merdu di telinga rakyat, bagaimana menjanjikan bulan dan bintang agar mereka terlena. Ia berjanji akan membangun jembatan emas, mencetak uang dari daun kering, bahkan mengubah air mata menjadi berlian. Para pendukungnya, yang kini lebih mirip kawanan lebah yang mengerumuni madu, bersorak riang setiap kali janji itu terlontar. Mereka tak peduli apakah janji itu masuk akal atau tidak, yang penting terdengar indah dan memberi harapan. Beberapa di antaranya bahkan mulai saling berebut, berharap bisa mencicipi tetesan madu pertama dari janji-janji manis itu. Mereka bahkan rela berdesakan, sali...