Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sistem nilai

Budaya Organisasi, Bukan Sekadar Logo

  Diadaptasi dari:  Edgar H. Schein (2010). Organizational Culture and Leadership , 4th Edition. Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Kita sering bicara soal budaya organisasi seolah itu hanya soal “nilai-nilai” di dinding kantor. Tapi menurut Edgar H. Schein, itu baru permukaan. Dalam bukunya yang legendaris, Organizational Culture and Leadership , Schein menjelaskan bahwa budaya adalah “asumsi bawah sadar” yang membentuk cara kita bekerja, berpikir, dan berinteraksi. Tidak kelihatan, tapi terasa. Schein membagi budaya organisasi ke dalam tiga lapisan: artefak  (yang terlihat), nilai yang diungkapkan , dan asumsi dasar yang tidak disadari . Artefak bisa berupa seragam, ruang kerja terbuka, atau jargon perusahaan. Nilai yang diungkapkan adalah slogan seperti “pelayanan terbaik untuk pelanggan.” Tapi yang paling menentukan adalah asumsi dasar: apakah orang percaya bahwa pelanggan harus dilayani dengan sepenuh hati—atau hanya saat bos melihat. Budaya itu tidak lahir tiba-tiba....

Urgensitas Pancasila*)

Oleh Silahudin PERSOALAN kebangsaan Indonesia, mengalami ujian berat. Reformasi 1998, sebagai tonggak sejarah “bebas” dari rezim otoriter, masih belum menyerap kepada segenap aspek kehidupan. Bahkan, belakangan ini, justru klaim-klaim sektarianisme menyeruak muncul dan nyaris “menenggelamkan” identitas kebangsaan Indonesia. Pancasila sebagai falsafah bangsa, mestinya menjadi modal keunggulan bangsa, justru semakin ditinggalkan. Dalam bahasa lain, ada semacam keengganan merujuk Pancasila sebagai arah yang dapat menuntun negara bangsa ini merealisasikan tujuan bernegara, memajukan kesejahteraan umum. Padahal,  setiap bangsa dan negara memiliki ukuran-ukuran tersendiri yang menjadikan pedoman pelaksanaan langkah-langkah pembangunannya. Pembukaan  UUD 1945 merumuskan bahwa adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus dihapuskan. Panc...