Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label badan gizi nasional (BGN)

Potret 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Antara Harapan dan Keraguan Publik

Sumber: setneg.go.id Oleh Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadi panggung dinamis bagi eksperimen kebijakan, diplomasi global, dan pertarungan persepsi publik. Laporan INDEF bertajuk “Rapor Netizen” mengungkapkan lanskap digital yang penuh sorotan, kritik, dan harapan. Dari reshuffle kabinet hingga program makan bergizi gratis, netizen menjadi aktor penting dalam menilai efektivitas dan etika pemerintahan. Presiden Prabowo menunjukkan orientasi geopolitik yang berbeda dari pendahulunya. Hampir 70% kunjungannya adalah lawatan ke luar negeri, berbanding terbalik dengan Jokowi yang 75% kunjungannya fokus ke dalam negeri. Prabowo tampak ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain strategis di tiga benua: Asia, Eropa, dan Amerika. Namun, di dalam negeri, dinamika politik tak kalah intens. Tiga kali reshuffle kabinet dalam satu tahun, melibatkan 10 pejabat setingkat menteri, menjadikan Prabowo sebagai pr...

Anak-anak yang Tumbang di Meja Makan Negara

MENJUAL HARAPAN - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digagas sebagai solusi atas krisis gizi anak Indonesia. Namun, ribuan siswa justru menjadi korban keracunan massal akibat makanan yang seharusnya menyelamatkan mereka. Di Bandung Barat, Cianjur, Garut, hingga Bengkulu, anak-anak dirawat intensif. Muntah, diare, pingsan—semua setelah menyantap makanan MBG. Ini bukan sekadar cacat teknis. Ini adalah cermin dari sistem yang gagal memahami bahwa makanan bukan hanya soal isi piring, tapi soal keselamatan jiwa. Ketika dapur memasak malam hari, menyimpan tanpa pendingin, lalu mendistribusikan ke sekolah pagi-pagi, kita sedang bermain-main dengan nyawa anak bangsa. Pemerintah berdalih bahwa dari satu miliar porsi, hanya ribuan yang bermasalah. Tapi apakah statistik bisa menutupi rasa sakit seorang anak yang terbaring lemah di ruang IGD? Gizi bukan eksperimen. Gizi adalah hak dasar yang harus dijamin dengan standar tertinggi. Tragedi MBG adalah pelajaran pahit bahwa niat baik tidak cukup. Dal...

Kebelet Cuan: Jamuan Di Bawah Bayang Laba

  MENJUAL HARAPAN - Di sebuah negeri yang penuh dengan janji-janji surga, sebuah program agung diluncurkan: Jamuan Gizi Gratis. Bukan sekadar makanan, ia adalah simfoni harapan yang dimainkan di piring-piring baja anak bangsa, sebuah investasi pada masa depan yang dikemas dalam sebongkah nasi dan sepotong lauk. Proyek ini dibaptis dengan nama mulia, ditujukan untuk mengisi lumbung lapar dan mencerdaskan benak yang masih kosong, menjadikan setiap tegukan sebagai sumpah bakti pada kesejahteraan. Namun, di balik megahnya tirai rencana, bersembunyi sesosok raksasa tak kasat mata yang memiliki nafsu tak terpuaskan: Dewa Cuan. Dewa ini bersemayam di ruang-ruang rapat berpendingin, berbisik melalui laporan keuangan, dan menggenggam erat setiap anggaran. Baginya, Jamuan Gizi Gratis bukanlah misi kemanusiaan, melainkan sebuah tambang emas baru yang harus dikeruk hingga ke serpihan terakhirnya, tak peduli pada debu apa yang ditinggalkan. Alegori ini bercerita tentang Timbangan. Di satu sisi ...

Cuan di Atas Piring

Para siswa di Kabupaten Bandung Barat yang keracunan setelah mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (Foto hasil tangkapan layar dari Kompas.id)   MENJUAL HARAPAN - “Lihatlah, Pak Guru,” ujar anak itu, tangannya memegang sebuah kotak makan berwarna mencolok. “Ini makan siang kami. Katanya, ini makanan yang penuh gizi.” “Iya, Nak,” jawab Pak Guru, matanya mengamati isi kotak itu. “Ini program dari Petinggi Negeri. Tujuannya baik, biar kalian tidak lapar dan bisa fokus belajar.” Anak itu membuka kotaknya. Di dalamnya, ada nasi, lauk, dan sepotong buah. Semuanya tampak standar. Tidak buruk, tapi juga tidak istimewa. “Tapi kenapa teman-teman saya banyak yang sakit perut, Pak Guru? Kemarin ayamnya terasa asam. Hari ini nasinya lengket, baunya agak aneh,” anak itu melanjutkan, raut wajahnya ragu. Pak Guru tidak langsung menjawab. Ia teringat percakapan di ruang guru kemarin. Banyak keluhan serupa dari guru-guru lain. Mereka sudah menyampaikannya ke “Makelar Proyek”, sebutan untuk orang-orang...

Ada Apa dengan Makanan Bergizi Gratis, Menelan Korban Keracunan

Foto hasil tangkapan layar dari  kompas.com Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mewakili pemerintah dan Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf, atas masih terjadinya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di banyak daerah.  (lihat: kompas.com )   MENJUAL HARAPAN - Penyebab umum keracunan makanan, atau foodborne illeness, biasayanya disebabkan oleh bakteri (seperti Salmonella, E. coli) , virus, atau parasit yang mencemari makanan. Kontaminasi bisa terjadi di berbagai tahapan, yaitu 1.  Bahan Baku yang Tidak Higienis:  Bahan mentah, seperti sayuran, daging, atau telur, yang sudah terkontaminasi sejak awal. 2.  Penanganan yang Salah:  Kurangnya kebersihan tangan, alat masak, dan area kerja oleh petugas atau sukarelawan. 3.  Proses Memasak yang Tidak Sempurna:  Makanan tidak dimasak hingga matang, terutama daging dan unggas, sehingga bakteri tidak mati. 4.  Penyimpanan yang Buruk:  Makanan yang sudah ...