Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label pdip

Refleksi Pidato Megawati Soekarnoputri, Politik Menyentuh Tanah dan Nurani

MENJUAL HARAPAN - Di tengah riuh rendah politik elektoral yang kerap dipenuhi jargon dan kalkulasi elektabilitas, pidato Megawati Soekarnoputri dalam Kongres VI PDI Perjuangan di Badung, Bali, menghadirkan jeda reflektif yang langka. Ia tidak bicara tentang kemenangan, kursi, atau strategi kampanye. Ia bicara tentang kesadaran, keberpihakan, dan keberanian untuk melakukan kritik otokritik. Dalam ruang yang disebutnya sebagai candradimuka ideologis , Megawati mengajak kader untuk kembali ke akar , yakni  menyatu dengan rakyat, bukan sekadar tampil di panggung politik. Pernyataan “Saya tidak butuh kader yang hanya pandai beretorika” bukan sekadar teguran internal. Ia adalah kritik terhadap praktik politik yang kehilangan makna. Retorika tanpa kerja nyata merupakan bentuk pengkhianatan terhadap ideologi partai dan harapan rakyat. Dalam konteks ini, Megawati menempatkan politik bukan sebagai seni memenangi kekuasaan, melainkan sebagai praksis etis yang lahir dari pengalaman rakyat dan ...

Megawati dan Hasto, Bertemu di Kongres PDI Perjuangan

MENJUAL HARAPAN  -  Di   tengah riuh rendah Kongres ke-6 PDIP di Bali, sebuah momen yang tak hanya politis , melainkan  juga emosional terjadi , yaitu  Megawati Soekarnoputri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum, sementara Hasto Kristiyanto pulang ke panggung politik setelah menerima amnesti. Dua arus besar ini bertemu dalam satu ruang , yaitu  satu melanjutkan kepemimpinan, satu kembali dari pengasingan hukum. Megawati tidak hanya dikukuhkan, ia diaklamasikan. Tanpa perdebatan, tanpa voting. Para kader dari seluruh Indonesia berdiri, bersorak, dan menyatakan satu suara: Ibu Mega tetap memimpin. Bagi mereka, Megawati bukan sekadar tokoh, tapi simbol kontinuitas ideologi dan keteguhan arah perjuangan. Pidato Megawati malam itu tidak panjang,  namun  sarat makna. Ia menolak dikotomi oposisi dan koalisi. “PDIP adalah penyeimbang,” katanya. Ia bicara tentang kedaulatan rakyat, supremasi konstitusi, dan bahaya demokrasi yang dikerdilkan menjadi sekada...