Tahun Baru Hijriah 1447, telah tiba, dan h ijrah tak hanya catatan sejarah spiritual, namun juga lompatan etis dalam lanskap sosial-politik. Di tengah demokrasi yang kelelahan dan kekuasaan yang semakin menjauh dari nurani, Tahun Baru Hijriah 1447 H , menjadi momentum merenung dan berpindah , yaitu dari retorika menuju keberanian. Tentu bukan hanya sekedar pindah tempat, namun berpihak. Oleh karena selama ada sistem yang menjauhkan rakyat dari martabatnya, maka hijrah belum selesai. Perjalanan h ijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah bukan hanya peristiwa fisik, tetapi tindakan moral-politik. Nabi SAW meninggalkan kota kelahirannya bukan karena lemah, melainkan karena kuat menolak tunduk pada sistem yang menindas. Madinah bukan tujuan akhir, namun ruang terbuka untuk menyusun masyarakat baru , berbasis keadaban, kontrak sosial, dan penghormatan terhadap kemanusiaan lintas keyakinan. Piagam Madinah merupakan tonggak penting peradaban sipil. Dari sana tertulis prinsip-prins...
Berbagi setetes info, menuai pengetahuan