MENJUAL HARAPAN - Puncak dari perjalanan Dadun , sebuah klimaks yang telah lama ia nantikan sekaligus ia takuti, membawanya ke meja pengadilan. Di sanalah, di ruang sidang yang sakral , tetapi seringkali ternoda, badai sesungguhnya bergemuruh. Bukan badai alam, melainkan badai kata-kata, argumen, dan manipulasi yang disajikan di bawah nama hukum. Keadilan, yang seharusnya menjadi panglima tertinggi, seringkali menjadi tawanan yang dirantai di tengah arena pertarungan ego dan kepentingan. Dadun tidak hanya menjadi penonton, ia menjadi saksi kunci. Ia duduk di kursi saksi, jantungnya berdegup kencang, namun tekadnya tak goyah. Di depannya, ia melihat para pengacara saling beradu argumen, menggunakan retorika yang memukau , namun seringkali menyesatkan. Kata-kata menjadi senjata yang ampuh, mampu memutarbalikkan fakta, menutupi kebenaran, dan menciptakan narasi palsu yang meyakinkan. Setiap kalimat adalah siasat, setiap jeda adalah strategi. Ia menyaksikan bagaimana keadilan ...
Berbagi setetes info, menuai pengetahuan