Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label kesadaran kolektif

Pintu Gerbang - Sesi 4: Hijrah yang Belum Usai

"Selama ada kuasa yang dipelihara untuk menindas,  selama itu hijrah adalah tugas, bukan kenangan" MENJUAL HARAPAN - Malam kembali turun di kota, namun kali ini tidak senyap. Bisik-bisik tentang Piagam Baru yang lahir dari kampus kecil itu mulai menjalar ke berbagai ruang: ruang guru, ruang komunitas adat, hingga sel kecil di penjara ide. Di ruang-ruang itu, para pemuda menyalin pasal-pasal etika dengan spidol lusuh di tembok kayu. Seorang petani membacakan kutipan dari Hijrah Kecil dalam rapat desa yang biasanya sunyi. Di layar ponsel, seorang jurnalis membagikan suara-suara rakyat yang tak muat di saluran televisi. Hijrah telah mengambil bentuknya sendiri—tak lagi bergerak dari kota ke kota, tapi dari kesadaran ke kesadaran. Sementara itu, mereka bertiga—si penulis, si aktivis, dan si pembela hukum—berjalan di atas jalan berbatu menuju sebuah dusun yang sedang melawan penggusuran. Mereka tak berkoar, tak memakai atribut. Tapi di pundak mereka, terbawa naskah-naskah yang be...

Pintu Gerbang - Sesi 1: Malam yang Menggugah Kalender

Muhasabah Historis — Hijrah sebagai Titik Mula Kesadaran Kolektif “Ada malam yang tak sekadar gelap, tapi mengandung jalan. Ada waktu yang tak sekadar berlalu, tapi memanggil untuk berpindah arah.” MENJUAL HARAPAN - Langit Bandung malam itu tidak riuh, tapi penuh isyarat. Hilal Muharram 1447 Hijriah menggantung di atas kota yang terus menggigil antara ingatan dan penyangkalan. Di ruang kelas tua Fakultas Ilmu Sosial, seorang dosen berambut perak menyalakan proyektor dengan suara klik yang nyaris mirip detik jam. “Ini bukan sejarah,” katanya perlahan. “Ini adalah pintu gerbang .” Ia menatap wajah-wajah muda di hadapannya, sebagian penulis alternatif, sebagian aktivis komunitas, sebagian hanya pencari makna yang tak puas dengan kotak-kotak akademik. Slide demi slide muncul: jejak hijrah Nabi SAW dalam garis-garis pasir, potongan Piagam Madinah yang telah dilupakan dalam buku teks, dan kalimat samar: “Berpindah bukan sekadar pergi. Berpindah adalah berpihak.” Seketika ruangan itu menjadi ...