Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label tafsir etis

Pelayanan Publik dan Krisis Makna, Sebuah Catatan untuk Tafsir Etis

“ Makna harus terus dibuka, agar pelayanan tak kehilangan jiwa . ” MENJUAL HARAPAN - DEWASA ini, banjir istilah pelayanan publik terdengar megah , akan tetapi terasa kosong . Pertanyaan mendasarnya, apakah makna masih hidup dalam kata-kata yang kita pakai untuk melayani?   Catatan kecil ini, mencoba mengelaborasi menelusuri kembali pentingnya makna dari sekedar jargon untuk merawat pelayanan melalui bahasa yang hidup, etis dan berpihak. Dalam peradaban yang terus makin didominasi oleh kata efisiensi dan kalkulasi, kata-kata kehilangan nyawa. Istilah-istilah dalam pelayanan publik , lebih sering tampil sebagai jargon teknokratis yang terlepas dari denyut hidup masyarakat yang sesungguhnya. Padahal, bahasa bukan sekadar medium komunikasi , ia merupakan jendela nilai, dan cermin relasi kuasa  dalam penentu arah. "Akses", "pelibatan", "partisipasi", bahkan "publik" itu sendiri, telah menjadi kata-kata usang , bukan karena maknanya tidak penting, teta...