Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label ketahanan pangan

"Jejak Pangan di Dunia yang Berubah - Bagian 3: Masa Depan Pangan Dunia"

MENJUAL HARAPAN - Di tengah perubahan besar dalam sistem pangan global, dunia kini menghadapi tantangan baru yang semakin kompleks. Tahun 2025 menjadi titik balik bagi banyak negara dalam menentukan arah kebijakan pangan mereka. Dari desa kecil di Indonesia hingga pusat inovasi di Eropa, semua pihak berusaha mencari solusi untuk memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Teknologi dan Inovasi dalam Pangan Di sebuah laboratorium di Singapura, para ilmuwan sedang mengembangkan daging sintetis berbasis sel yang dapat diproduksi tanpa harus bergantung pada peternakan konvensional. Teknologi ini disebut sebagai salah satu solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri pangan (lihat: www.smart.-tbk.com ). Sementara itu, di Indonesia, pemerintah mulai mengadopsi teknologi pertanian presisi yang memungkinkan petani seperti Arif untuk meningkatkan hasil panen mereka dengan penggunaan sumber daya yang lebih efisien (lihat: kompasiana.com ). Arif kini tidak hanya mengandalkan meto...

"Jejak Pangan di Dunia yang Berubah - Bagian 2: Harapan di Tengah Krisis"

MENJUAL HARAPAN - Di tengah kecemasan yang melanda petani seperti Arif, sebuah harapan mulai muncul. Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp139,4 triliun untuk ketahanan pangan pada tahun 2025 (lihat: djpb.kemenkeu.go.id ). Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, terjangkau, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Namun, apakah kebijakan ini cukup untuk mengatasi tantangan yang dihadapi petani kecil? Arif masih harus berhadapan dengan harga pupuk yang tinggi dan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu. Di desa tempatnya tinggal, beberapa petani mulai beralih ke metode pertanian organik dan sistem irigasi hemat air, sebuah langkah yang didukung oleh program pemerintah untuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Di sisi lain dunia, Sofia melihat perubahan besar dalam industri pangan. Perusahaan-perusahaan besar mulai menerapkan teknologi blockchain untuk memastikan transparansi dalam rantai pasokan makanan. Konsumen semakin ...

Menjamin Ketahanan Pangan di Indonesia: Tantangan dan Kebijakan Strategis

  MENJUAL HARAPAN - Ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan pangan, akan tetapi aksesibilitas, stabilitas, dan pemanfaatan pangan yang berkualitas. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar dalam produksi pangan, namun masih menghadapi berbagai tantangan seperti konversi lahan pertanian, ketergantungan pada impor, serta dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian. Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia Konversi Lahan Pertanian Lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan signifikan akibat alih fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman. Data menunjukkan bahwa konversi lahan pertanian mencapai 100.000-150.000 hektare per tahun (lihat: kumparan.com ), yang berdampak pada penurunan produksi pangan. Ketergantungan pada Impor Pangan Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi pangan, beberapa komoditas seperti gandum, kedelai, dan daging masih bergantung pada impor. Hal ini meningkatkan kerentanan terhadap fluktuasi har...

Leuit: Perspektif Sosial Politik Penjaga Kehidupan

Leuit Adat Beratap Daun Kiray (Foto hasil tangkapan layar dari Paradigma:Jurnal Kajian Budaya, Number 2 Vol 13 No 2 tahun 2023) MENJUAL HARAPAN - Memang, tidak bisa terhindarkan di tengah derasnya arus modernisasi, acapkali berimbang terhadap tatanan tradisional, seperti salah satunya leuit.  Leuit dalam tradisi masyarakat Sunda merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen berupa padi. Akan tetapi, keberadaan leuit bukan hanya menunjukkan struktur fisik, justru memiliki makna yang mendalam, bahkan dapat dikatakan sebagai representasi mendalam prinsip keadilan sosial yang patut diadopsi dalam kebijakan politik. Dengan perkataan lain, leuit yang merupakan lumbung padi tradisional masyarakat Sunda, masih menyimpan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial. Dengan demikian, lebih dari sekadar tempat penyimpanan hasil panen, leuit adalah simbol kemandirian, solidaritas, dan kebijakan pangan berbasis komunitas. Pilar ketahanan sosial Geografis Indonesia, seca...

Leuit dalam Perspektif Kearifan Lokal, Pilar Ketahanan Pangan dan Identitas Komunitas

Leuit (Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id)   MENJUAL HARAPAN - LEUIT, bukan sekadar lumbung padi, akan tetapi, merupakan manifestasi kearifan lokal. Ia mencerminkan filosofi hidup masyarakat agraris, khususnya di komunitas Sunda dan Baduy. Keberadaannya, tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen, namun juga sebagai simbol ketahanan pangan, solidaritas sosial, dan keseimbangan ekologi.  Sebagai simbol ketahanan pangan, dalam masyarakat adat, leuit berperan sebagai cadangan pangan jangka panjang. Berdeda dengan sistem penyimpanan modern yang bergantung pada teknologi. Leuit menggunakan metode alami yang memungkinkan pada bertahan hingga bertahun-tahun, tanpa mengalami kerusakan. Hal ini, tidak hanya menunjukkan keahlian teknis dalam pengelolaan pangan, akan tetapi, menggambarkan kesadaran ekologis dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.   (lihat:  Paradigma Jurnal Kajian, Vol 13 No 2 (2023) .   Leuit Adat Beratap Daun Kiray (Foto h...

Leuit, Bukan Sekadar Lumbung Padi, Namun Lebih Dari Itu

Leuit (Foto hasil tangkapan layar dari http://www.channeljatim.com) MENJUAL HARAPAN - Leuit itulah nama untuk menyimpan hasil panen berupa padi di tradisi masyarakat sunda khususnya. Keberadaan leuit bagi masyarakat Sunda memiliki tradisi turun-temurun dalam mengelola hasil panennya.  Salah satu warisan budaya yang sarat makna bernama "leuit" ini selain tempat menyimpan padi, akan tetapi bukan hanya sekadar lumbung padi biasa, perannya mendalam dalam aspek budaya, sosial, ekonomi, bahkan politik. Catatan kecil ini, mencobanya mengulas dari berbagai aspek atau dimensi tadi. Perspektif Budaya Leuit, selain tempat menyimpan hasil panen berupa padi, juga simbol kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga ketahanan pangan dan kesinambungan hidup.  Ada filosofi di balik nama "leuit", yaitu "teu meunang miceunan" (tidak bolah membuang) adalah memiliki makna mendalam, yaitu mencerminkan budaya hemat dan penuh perhitungan dalam mengelola hasil panen.  Leuit juga ...