Langsung ke konten utama

Budaya Organisasi, Bukan Sekadar Logo

 

Diadaptasi dari: Edgar H. Schein (2010). Organizational Culture and Leadership, 4th Edition.


Oleh: Silahudin

MENJUAL HARAPAN - Kita sering bicara soal budaya organisasi seolah itu hanya soal “nilai-nilai” di dinding kantor. Tapi menurut Edgar H. Schein, itu baru permukaan. Dalam bukunya yang legendaris, Organizational Culture and Leadership, Schein menjelaskan bahwa budaya adalah “asumsi bawah sadar” yang membentuk cara kita bekerja, berpikir, dan berinteraksi. Tidak kelihatan, tapi terasa.

Schein membagi budaya organisasi ke dalam tiga lapisan: artefak (yang terlihat), nilai yang diungkapkan, dan asumsi dasar yang tidak disadari. Artefak bisa berupa seragam, ruang kerja terbuka, atau jargon perusahaan. Nilai yang diungkapkan adalah slogan seperti “pelayanan terbaik untuk pelanggan.” Tapi yang paling menentukan adalah asumsi dasar: apakah orang percaya bahwa pelanggan harus dilayani dengan sepenuh hati—atau hanya saat bos melihat.

Budaya itu tidak lahir tiba-tiba. Pemimpin—terutama pendiri organisasi—memainkan peran besar dalam membentuknya. Lewat keputusan, ucapan, dan apa yang mereka toleransi, mereka menanamkan sinyal budaya. Seperti kata Schein, “Jika Anda tidak mengelola budaya, maka budaya yang akan mengelola Anda.”

Lebih dari itu, budaya juga berubah. Tapi tidak dengan instruksi formal. Schein menyarankan model perubahan seperti teori Kurt Lewin: unfreeze–change–refreeze. Artinya: buka kesadaran, ubah cara kerja, lalu kuatkan pola baru. Dan di tengah proses itu, kunci suksesnya adalah psychological safety. Tanpa rasa aman, orang hanya akan pura-pura berubah.

Dalam banyak organisasi, kegagalan reformasi terjadi bukan karena strategi jelek, tapi karena benturan budaya. Orang bicara inovasi, tapi takut salah. Menggembar-gemborkan transparansi, tapi enggan menyampaikan kritik. Schein mengingatkan: strategi dan budaya tidak bisa dipisahkan. “Memisahkan strategi dari budaya adalah kesalahan konseptual mendasar.”

Lalu bagaimana mengelola organisasi lintas budaya, seperti startup global atau NGO multinasional? Di bab terakhir bukunya, Schein membahas pentingnya membentuk cultural islands—ruang aman tempat orang dari latar berbeda bisa membangun kepercayaan dan belajar nilai baru bersama-sama.

Pemimpin masa kini dituntut jadi pembelajar. Mereka bukan hanya mengatur sumber daya, tapi mengasah pola pikir tim, mendeteksi konflik nilai, dan menumbuhkan budaya sehat dari dalam. Karena seperti yang ditulis Schein: tugas terpenting pemimpin adalah membentuk dan mengelola budaya. Dan itu bukan proyek sekali jadi—tapi proses sepanjang hidup organisasi.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Cara dan Tahapan RPJPD, RPJMD, dan RKPD dalam Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia: Kajian Normatif dan Partisipatif

Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - PERENCANAAN pembangunan daerah merupakan instrumen strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui tata kelola pemerintahan yang demokratis, efisien, dan berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, sistem ini diatur secara normatif melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan diperinci dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa perencanaan pembangunan daerah terdiri atas tiga dokumen utama: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Ketiganya disusun secara berjenjang, partisipatif, dan berorientasi hasil (UU No. 23/2014, Pasal 258). RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 tahun. Ia berfungsi sebagai arah strategis pembangunan daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJPD d...

Persita Tangerang Gulingkan Trend Positif PSIM Yogyakarta

  MENJUAL HARAPAN - Pekan kedelapan BRI Super League 2025/2026, menjadi momen keberuntungan Persita Tangerang saat menjamu tim PSIM Yogyakarta yang berlangsung di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Jumat (17/10/2025). Pendekar Cisadane menggulingkan trend positif PSIM Yogyakarta dengan kemenangan 4-0. Eber Bessa menggolkan gol pembuka atas operan pemain setimnya Rayco Rodriguez   pada menit ke 23. K edudukan 1-0 ini tidak alami perubahan lagi hingga pertandingan turun minum. U sai istirahat, kedua kesebelasan kembali ke lapangan, tuan rumah Persita Tangerang yang sementara sudah unggul 1-0 atas PSIM Yogayarkta, tampak aksi-aksi serangannya terus menekan pertahanan tim lawan. S erangan demi serangan para pemain Pendekar Cisadane ini akhirnya kembali membobol gawang kiper PSIM pada meint ke-70 yang dicetak oleh Rayco Rodriguez . S udah unggul 2 gol, Persita Tangerang makin agresif melakukan serangan demi serangannya, kendati para pemain PSIM berusaha menghadangnya, namun hadanga...

Potret 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Antara Harapan dan Keraguan Publik

Sumber: setneg.go.id Oleh Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadi panggung dinamis bagi eksperimen kebijakan, diplomasi global, dan pertarungan persepsi publik. Laporan INDEF bertajuk “Rapor Netizen” mengungkapkan lanskap digital yang penuh sorotan, kritik, dan harapan. Dari reshuffle kabinet hingga program makan bergizi gratis, netizen menjadi aktor penting dalam menilai efektivitas dan etika pemerintahan. Presiden Prabowo menunjukkan orientasi geopolitik yang berbeda dari pendahulunya. Hampir 70% kunjungannya adalah lawatan ke luar negeri, berbanding terbalik dengan Jokowi yang 75% kunjungannya fokus ke dalam negeri. Prabowo tampak ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain strategis di tiga benua: Asia, Eropa, dan Amerika. Namun, di dalam negeri, dinamika politik tak kalah intens. Tiga kali reshuffle kabinet dalam satu tahun, melibatkan 10 pejabat setingkat menteri, menjadikan Prabowo sebagai pr...