TULI
12/11/2015
Sejenak, kurebahkan badan
melongok ke atas "bilik-bilik" langit
mengintip harapan dan impian
Sejenak, ku tengok ke belakang kenyataan
seabreg soal, tetus menghimpit
menengok kegalauan alam pikir
Jiwa-jiwa yang kerdil
menghamba dalam kaya raya, dan duka nestapa
merajut hamparan impian
di padang kesuburan alam Indonesia
Kicau-kicau burung mencari, menetik biji "salju" tuk kehidupan
menjerit, meratap hanya cari seonggah air kehidupan di negerinya
Nun jauh disana: istana-istana, gedung-gedung megah
yang sejatinya mengabdi kehidupannya untuk rakyat
angkuh seribu sikap perilaku
Berkicau, berbusa-busa atas nama rakyat
tanpa kesungguhan di balik kursi-kursi "empuknya" kekuasaan
Wahai para prmimpin negeri ini
senda gurau kalian, jeritnya di kangit-langut jingga: rakyat
tak terdengar, terbungkus kemewahan keangkuhan, jumawa, dengan setumpuk kerakusan dan keserakahan
Terbius urat nadi kekuasaan, untuk kekuasaan
Go to hell rakyat
aku dah selesai merebutmu, simpatikmu
bangun kerajaan, dan kuasa, bukan tuna kuasa
kuasaku bukan untukmu!
Hamparan dan kautan cinta kasih
sirna dan lenyap terbungkus kepalsuan.
Silahudin
Bandung, September 2012