Langsung ke konten utama

Napoli Kalahkan Genoa, Juventus Ditahan Imbang Lawan Milan

 


MENJUAL HARAPAN - Napoli menjamu Genoa di pekan keenam Serie A musim 2025/2026, dan berhasil kalahkan Genoa dengan skor gol 2-1, sementara Juventus berhadapan dengan AC Milan berakhir tanpa gol, alias 0-0.

Napoli, terlebih dahulu kebobolan gawang kipernya pada menit ke-33 lewat tendangan Jeff Ekhator.

Bertanding digelar di Stadion Diego Armando Maradona, Minggu (5/10/2025), tuan rumah Napoli hingga babak pertama turun minum masih tertinggal 0-1 atas Genoa.

Babak kedua dimulai, dan para pemain kedua kesebelasan memasuki lapangan, tuan rumah Napoli berusaha bangkit dari ketertinggalan 0-1 dari Genoa.

Aksi-aksi para pemain Napoli terus melakukan gerakan penyerangan terhadap pertahanan Genoa.

Tekanan demi tekanan pemain Napoli ke pertahanan Genoa akhirnya pada menit ke-57 Andre-Frank Zambo Anguissa berhasil menggetarkan gawang kiper Genoa, dan kedudukan sama 1-1.

Antusiasme para pemain Napoli usai menyamakan gol, makin tinggi volume penyerangan ke pertahanan Genoa, dan para pemain Genoa tampak berusaha menghadang gempuran pemain tuan rumah.

Gempuran demi gempuran para pemain Napoli ke pertahanan Genoa, baru membuahkan gol pada menit ke-75 yang dicetak asal pemain Denmark, yaitu Rastmus Hojlund, dan kedudukan berbalik menjadi tuan rumah Napoli 2-1 Genoa.

Gol Rastmus Hojlund menjadi gol kemenangan Napoli memastikan tiga poin, dan kini Napoli berada pada puncak klasemen sementara Serie A dengan koleksi 15 poin, sementara Genoa berada di urutan ke-19 dengan 2 poin.

Sementara pada pertandingan lainnya, Juventus versus AC Milan yang berlangsung di Allianz Stadium, Senin dini hari WIB (6/10/2025) berakhir tanpa gol, alias 0-0.

Hasil berbagi poin ini, Juventus kini berada di urutan ke-5 dengan ngoleksi 12 poin pada klasemen sementara Serie A dari enam kali pertandingan, sedangkan AC Milan duduki posisi ke-3 dengan mengoleksi 13 poin. (S_267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...