Langsung ke konten utama

Lazio Tekuk Tuan Rumah AC Milan Dengan 2-1

 


MENJUAL HARAPAN – Laga Serie A Italia pekan ke-27 AC Milan menjamu Lazio yang berlangsung digelar di Stadion San Siro, Senin dini hari WIB (3/3/2025).

Duel adu gengsi kedua tim ini, dimenangkan oleh Lazio dengan skor gol akhir 2-1 tuan rumah AC Milan.

Pertunjukkan pertandingan yang diperagakan kedua kesebelasan ini, utamanya tuan rumah AC Milan yang memiliki ambisi raih tiga poin, terus menersu melakukan aksi-aksi serangannya sejak pertanidngan dimulai, namun dipatahkan oleh pemai-pemain Lazio pada meniy ke-28 lewat tendangan Mattia Zaccagni yang menggetarkan gawang kiper AC Milan.

Satu gol unggul lebih dahulu Lazio di kendang Milan, tampak tak memberi ruang leluasa terhadap para pemain Milan.

AC Milan tidak mampu menyamakan kedudukan gol pada babak pertama hingga turun minum 0-1.

Para pemain kedua tim kembali ke lapangan melanjut ambisi meriah kemenangan pada pertandingan pekan ke-27 Serie A Italia 2024-2025.

Milan yang sudah tertinggal 0-1, terus berusaha mendesak dan menekan pertahanan Lazio, namun aksi-aksi tekanan serangan Milan terhadap pertahanan Lazio baru menghasilkan gol pada menit ke-85 lewat tendangan Samuel Chukwueze.

Pertandingan di sisa waktu yang makin sempit dengan kedudukan sama 1-1, makin menunjukkan tingginya volum serangan ke masing-masing pertahanan lawannya.

Serangan Lazio ke pertahanan AC Milan membawa petaka bagi Milan yang dikenai hukuman penalti pada menit ke-90+8.

Ujung pertandingan yang menyakitkan Milan tentunya, harus kalah akibat tendangan penalty pemain Lazia Pedro Rodrigues Ledesma.

Lazio unggul 2-1 atas tuan rumah Milan.

Milan selain kalah lawan Lazio di pekan ke-27 Serie A ini, juga harus kehilangan pemainnya Strahinja pavlovic di menit ke-67 diusir wasit karena kena hukuman kartu merah.

Milan sekarang berada di posisi ke-9 dengan 41 poin, sedangkan Lazo menempati posisi ke-4 dengan 50 poin Serie A Italia 2024-2025. **

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...