Langsung ke konten utama

Kemenangan Inter Milan 3-2 Atas Gol Bunuh Diri Pemain Monza, Milan Menang Diawali Gol Bunuh Diri Lecce

 


MENJUAL HARAPAN – Serie A Italia musim 2024-2025 memasuki pekan ke-28, dan pada Minggu dini hari WIB (9/3/2025) mempertemukan pertandingan antara Inter versus Monza, dan Lecce menghadapi Milan.

Inter Milan berhasil taklukkan lawannya dengan skor gol 3-2.

Kemenangan Inter yang tipis itu, gol ketiganya justru gol bunuh diri pemain Monza pada menit ke-77. Sedang dua golnya dicetak pada menit ke-45+1 oleh Marko Arnautovic, dan Hakan Calhanoglu pada menit ke-64.

Sementara Monza justru lebih dahulu unggul ketimbang tuan rumah. Dua gol keunggulan Monza terjadi pada menit ke-32 dan 44 oleh Samuele Birindelli, dan Keita Balde.

Tuan rumah yang sudah tertinggal lebih dulu dari tim tamunya itu yang bertanding langsung digelar di San Siro Minggu WIB (9/3/2025) terus menekan pertahanan Monza, hingga baru bisa memperkecil ketertinggalannya pada menit ke-45.

Kedudukan 1-2 itu hingga turun minum tidak alami perubahan lagi.

Memasuki babak kedua, tuan rumah menyiapkan mental tandingnya lagi untuk terus membombardir pertahanan Monza.

Aksi-aksi para pemain Inter Milan yang menekan terus menerus terhadap pertahanan Monza, dan pertahanan Monzo pun akhirnya bobol pada menit ke-64 dimana pemain Inter, Hakan Calhanoglu berhasil menggoyangkan gawang kiper Monza.

Kedudukan menjadi sama 2-2, pertandingan merebut tiga poin makin seru dan sengit, utamanya tuan rumah, selain ingin tetap memeprtahankan di puncak klasemen, tentu kemenangan pertandingan pekan ke-28 Serie A ini menjadi lain.

Serangan yang bertubi-tubi diperagakan pemain tuan rumah, Inter Milan, membawa petakan di pertahanan Monza yang mana pemainnya Giorgos Kyariakopoulos melakukan gol bunuh diri (GBD) menit ke-77, dan menjadi keunggulan untuk Inter Milan.

Tuan rumah Inter Milan unggul 3-2 atas Monza, pertandingan makin sengit saja, dimana para pemian Mnza berusaha untuk melakukan inisiatif menekan ke pertahanan Inter, namun belum membuahkan hasil hingga pertanidngan berakhir.

Tiga poin penuh diraih Inter Milan, dan membuktikan Inter Milan terus berada di puncak klasemen dengan 61 poin, dan Monza sendiri berada di jurang degradasi dengan memiliki 14 poin.

Sedangkan pada pertandingan antara Lecce versus AC Milan yang berlangsung digelar di Stadio Comunale Via de Mare Minggu dini hari (9/3/2025) dimenangkan oleh AC Milan.

Tuan rumah Lecce kendati unggul lebih dahulu dua gol pada menit ke-7 dan 59 yang dicetak oleh Nikola Krstovic, namun akhirnya Milan berhasil memenangkannya.

Kemenangan Milan ini diawali dari gol bunuh diri (GBD0 pemain Lecce ada menit ke-68, selanjut dua gol terjadi pada menit ke-73 gol penelati yang dicetak Christian Pullisic, dan menit ke-81 Christian Pullisic membobol gawang kiper Lecce.

 Hasil raih tiga poin ini, Milan kini berada pada posisi ke-8 dengan 44 poin, sedangkan Lecce sendiri nempati urutan ke-16 dengan 25 poin klasemen Liga Italia 2024-2025 hingga pekan ke-28. (sdn)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...