Langsung ke konten utama

Bali United Vs Persita Draw, Dua Tuan Rumah Borneo FC dan Madura United Derita Kekalahan



MENJUAL HARAPAN – Bali United menjamu Persita Tangerang pada laga pekan ke-25 berlangsung digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu (2/3/2025).

Bali United meraih satu poin pada pertandingan pekan ke-25 ini atas hasil akhir gol bunuh diri (GBD) pemain Persita pada menit ke-71.

Sebelumnya, Bali United kebobolan pada menit ke-27 lewat tendangan Eber Bessa.

Hasil imbang 1-1 ini membawa Bali United pada posisi ke-5 dengan 39 poin, sedangkan Persita Tangerang berada pada urutan ke-10 dengan 36 poin klasemen Liga 1 Indonesia.

Pada pertandingan lainnya, Borneo FC berhadapan dengan Persis Solo, dan berlangsung tanding di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (2/3/2025).

Borneo FC tentu kecewa dengan hasil akhir dikalahkan Persis Solo dengan skor gol 0-1.

Satu-satunya gol bagi kemenangan Persis Solo dalam pertandingan pekan ke-25 ini dicetak pada menit ke-21 lewat Jhon Cley.

Dalam 90 menit waktu normal, pertandingan Borneo FC versus Persis Solo, tercipta satu gol bagi kemenangan tim tamu.

Hasil ini, Borneo FC berada pada urutan ke-7 dengan 38 poin, dan Persis Solo menempati posisi ke-15 dengan 22 poin klasemen BRI Liga 1 pekan ke-25.

Tuan rumah lainnya yang menderita kekalahan pada pekan ke-25 Minggu (2/3/2025) Madura United versus PSM Makasar.

Madura United menjamu PSM Makasar berlangsung digelar di Gelora Bangkalan, Madura pada Minggu (2/3/2025).

Madura United hanya mampu mencetak satu gol, itu pun di detik-detik pertandingan berakhir, yaitu menit ke-90+2 yang dicetak Luiz Marceloa Morais dos Reis.

Sementara tim tamunya, PSM Makasar berhasil membobol gawang kiper tuan rumah sebanyak 3 kali, yaitu pada menit ke-49, dan 70 oleh Nermin Haljeta, dan Victor Dethan pada menit ke-54.

Hasil ini, Madura United kembali makin berada di pintu gerbang zona degradasi makin lebar, yang kini berada di urutan ke-17 dengan 21 poin, sedangkan PSM Makasar dengan raih tiga poin penuh pada pertandingan lawan Madura United, berada di urutan ke-6 dengan 39 poin klasemen Liga 1 Indoensia pekan ke-25.**

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...