Langsung ke konten utama

Semen Padang Menang di Menit-menit Akhir Lawan Dewa United

 



MENJUAL HARAPAN - Sore itu, langit Kota Padang tampak mendung, seolah memberi isyarat akan drama yang tersaji di Stadion H. Agus Salim. Ribuan pendukung Kabau Sirah memadati tribun, berharap tim kesayangan mereka bangkit setelah hasil kurang memuaskan di pekan pertama BRI Super League 2025/2026. Dan harapan itu terjawab dengan cara yang paling mendebarkan.

Pertandingan berjalan ketat sejak peluit pertama dibunyikan. Dewa United datang dengan reputasi sebagai tim yang solid dan tak mudah ditembus. Akan tetapi, Semen Padang tampil dengan intensitas tinggi, menekan sejak awal, meski peluang demi peluang belum mampu dikonversi menjadi gol. Babak pertama berakhir tanpa gol, namun tensi pertandingan terus meningkat.

Memasuki babak kedua, pelatih Semen Padang melakukan beberapa pergantian strategis. Masuknya Bruno Gomes dan Filipe Chaby menjadi titik balik permainan. Kombinasi keduanya mulai merepotkan lini belakang Dewa United yang sebelumnya tampil disiplin. Namun waktu terus berjalan, dan skor tetap 0-0 hingga memasuki masa injury time.

Saat banyak penonton mulai pasrah menerima hasil imbang, momen magis terjadi. Menit ke-90+3, Filipe Chaby menerima umpan silang dari sisi kanan, mengontrol bola dengan tenang, lalu melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dibendung kiper Dewa United. Stadion pun meledak dalam sorak sorai. Semen Padang unggul 1-0.

Belum sempat Dewa United mengatur ulang strategi, Semen Padang kembali menghukum mereka. Menit ke-90+7, Bruno Gomes memanfaatkan kelengahan barisan belakang lawan, menyambar bola liar hasil kemelut di kotak penalti. Gol kedua pun tercipta, dan kemenangan Semen Padang seolah dikunci dengan gemilang.

Dua gol di masa tambahan waktu atau injury time, bukan hanya soal keberuntungan, tapi cerminan mentalitas juang Semen Padang yang tak menyerah hingga detik terakhir. Pelatih dan pemain merayakan kemenangan ini dengan penuh emosi, menyadari betapa pentingnya tiga poin di awal musim untuk membangun momentum.

Dewa United sendiri tampak terpukul. Mereka sejatinya bermain cukup disiplin selama 90 menit, namun kehilangan fokus di saat krusial. Pelatih mereka harus mengevaluasi bagaimana tim bisa kehilangan kendali dalam waktu kurang dari lima menit. Ini bukan hanya soal taktik, tapi juga soal karakter.

Dengan hasil ini, Semen Padang naik ke posisi ke-8 klasemen sementara BRI Super League. Bukan posisi yang luar biasa, tapi cukup menjanjikan sebagai fondasi untuk melangkah lebih jauh. Tim ini menunjukkan bahwa mereka punya daya ledak, kedalaman skuad, dan semangat yang tak bisa diremehkan.

Kemenangan ini juga menjadi pesan bagi tim-tim lain: Semen Padang bukan sekadar tim nostalgia dari masa lalu. Mereka kini hadir dengan wajah baru, pemain asing yang tajam, dan atmosfer stadion yang kembali bergelora. Dewa United menjadi korban pertama dari kebangkitan Kabau Sirah.

Di luar skor dan statistik, pertandingan ini menyuguhkan pelajaran penting, yaitu: sepak bola adalah permainan yang belum selesai sampai peluit akhir berbunyi. Semen Padang membuktikan bahwa keyakinan dan keberanian bisa mengubah hasil dalam hitungan menit. Dan untuk para pendukung, ini adalah sore yang akan dikenang lama. (S_267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...