Langsung ke konten utama

Japan Open 2025: Jonatan Ditaklukkan Kenta, Alwi Kalahkan Lee Chia Hao

Alwi Farhan, Japan Open 2025 (Foto hasil tangkapan layar dari pbsi.id)



MENJUAL HARAPAN - Turnamen Badminton Japan Open 2025 level 1000 yang berlangsung digelar di Yoyogi National Gymnasium, Tokyo pada tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie berhadapan dengan tnggal putra Jepang, Kenta Nishimoto, dan Alvi Farhan melawan tunggal putra China Taipei, Lee chia Hao.

Jojo-panggilan akrab Jonatan Christie takluk dari tunggal putra Jepang, Kenta Nishimoto, paga gim pertama 13-21, dan gim kedua 12-21.

Sementara tunggal putra Indonesia lainnya, Alwi Farhan versus Lee Chia Hao raih kemenangan dengan skor gim 21-18, 21-11.

Jojo sebagai tunggal putra yang diunggulan harus menyerah dari tunggal putra tuan rumah, Kenta Nishimoto.

Jojo pada pbsi.id mengatakan, sebenarnya kemarin persiapan sudah sangat baik, kondisi juga sangat baik tetapi tadi masih banyak melakukan kesalahan sendiri yang seharusnya bisa lebih baik.

"Saya harus bisa lebih sabar lagi, tidak terburu-buru, meningkatkan ketenangan apalagi bertemu dengan lawan yang ulet seperti Nishimoto," ungkap Jojo dikutip dari pbsi.id, (15/7/2025).

Adapun tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan yang berhadapan dengan tunggal putra China Taepei, berhasil tundukkan lawannya dua gim langsung. 

Alwi pada pbsi.id mengatakan, kunci kemenangan hari ini adalah kontrol emosi dan fokus yang saya harus perhatikan sehingga bisa bermain lebih tenang dan lebih memanfaatkan kesalahan-kesalahan lawan.

Lanjutnya, tapi saya masih harus evaluasi terutama ketika sudah unggul kadang agak sedikit lepas menjaga polanya, tadi di gim pertama dan kedua ada momen seperti itu tapi pelatih selalu mengingatkan dan saya coba menerapkannya untuk kembali lagi ke permainan saya.

Pada babak 16 besar semua pemain punya kan sama untuk melaju ke babak berikutnya. Dan tunggal putra Indonesia Alwi Farhan berhasil melaju ke babak berikutnya di Japan Open 2025. "Semua punya kans untuk menang jadi saya mau memaksimalkan recovery karena ada jeda satu hari besok agar hari Kamis bisa gas lagi," pungkasnya sebagaimana dikutip dari pbsi.id (15/7/2025). (S-267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...