Langsung ke konten utama

FIFA Club World Cup 2025: Madrid Vs Al-Hilal dan Monterry Vs Inter Imbang, Man City Takukkan Wydad AC 2-0

FIFA Club World Cup 2025. (FIFA)


MENJUAL HARAPAN - Perhelatan sepak bola piala dunia antarklub baru dimulai. Pada Grup H, Real Madrid menjamu Al-Hilal yang berlangsung tanding di Stadion hard Rock, Kamis dini hari WIB (19/6/2025) berakhir 1-1.

Masing-maisng gol Madrid mencetak lebih dahulu pada menit ke-34 yang dicetak Gonzalo Garcia, sedangkan gol balasan Al-Hilal menit ke-41 lewat tendangan penaliti ruben Neves.

Sedangkan pada pertandingan lainnya di Grup E Monterrey melawan Inter Milan juga berakhir dengan skor gol 1-1.

Bertanding langsung digelar di Stadion Rose Bowl, dimana tuan rumah Monterrey lebih dahulu membobol gawang kiper Inter pada menit ke-25 lewat tusukan Sergio Ramos, adapun gol balasan Inter Milan menit ke-42 yang dicetak oleh Lautaro Martinez.

Kemudian, pada pertandngan putaran pertama Manchester City berhadapan dengan Waydad AC berlangsung di Linclon Financial Field.

Man City taklukkan Wydad AC dengan skor gol akhir 2-0, dan dua gol kemenangan Man City ini dicetak pada menit ke-2 oleh Phil Folden, dan gol keduanya menit ke-42 lewat tusukan Jeremy Doku.

Kemenangan Man City ini harus pula dibayar mahal dengan salah satu pemainnya Rico Lewis diusir dari lapangan oleh wasit karena kena hukuman kartu merah pada detik-detik pertandingan babak kedua berakhir.

Pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 ini baru putaran pertama dari tiga kali pertandingan.

Inilah klasemen sementara Grup pada putaran pertama.

Grup H

1. RB Salzburg    : 3 poin

2. Madrid     : 1 poin

3. Al-Hilal     : 1 poin

4. Pachuca     : 0 poin

Grup E

1. River Plate     : 3 poin

2. Monterrey     : 1 poin

3. Inter     : 1 poin

4. Urawa Reds    : 0 poin.

Grup G

1. Man City     : 3 poin

2. Al Ain             : belum main

3. Juventus     : belum manin

4. Wydad AC     : 0 poin

(Sjs-267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...