Langsung ke konten utama

Persib Siap Angkat Kembali Trofi Juara BRI Liga 1, PSS di Dasar Klasemen


MENJUAL HARAPAN - Persib Bandung menjauh tinggalkan tim-tim di bawahnya, seperti Dewa United yang berada di peringkat ke-2 dalam pekan ke-30 BRI Liga 1. 

Maung Bandung usai kalahkan tamunya PSS Sleman 3-0 yang bertanding langsung digelar di Stadion Gelora Bandung lautan Api, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2025) miliki 64 poin, terpaut jauh 11 poin dengan Dewa United yang mengumpulkan 53 poin.

Persib Bandung menjamu tamunya PSS Sleman di kandang sendiri pada malam hari pukul 19.00 WIB, bermain langsung menekan pertahanan PSS Sleman yang memiliki julukan "Super Elang Jawa".

Aksi-aksi pemain asuhan pelatih Bojan Hodak ini menghasilkan gol pembuka pada menit ke-20 lewat sundulan Gustavo Moreno de Franca dari bola mati tendangan penjuru Kapten Persib Mark Klok.

Persib 1-0 PSS Sleman ini, tampak tensi pemain Persib Bandung menurun, hingga turun minum tidak terjadi gol lagi.

Para pemain kedua tim kembali memasuki lapangan di babak kedua, tuan rumah Maung Bandung tampil menggila, serangan demi serangan mereka ke pertahanan PSS Sleman dari berbagai sisi lapangan terus meneror pertahanan PSS.

Teror serangan demi serangan para pemain Persib Bandung, akhirnya membuahkan gol kedua menit ke-49 lewat salah satu trio penyerannya yaitu Tyronne del Pino.

Persib kembali unggul 2-0 atas PSS Sleman, dan berselang delapan menit kemudian Tyronne del Pino kembali membobol gawang kiper PSS Slemen, Persib pun nambah golnya menjadi 3-0.

Sementara, PSS Sleman terlihat bermain ngandalkan serangan balik, dan cukup percaya diri sebenarnya, kendati serangannya masih dipatahkan pemain Maung Bandung.

Tekanan, dan hadangan pemain-pemain Persib Bandung, tidak mampu diimbangi para pemain PSS Sleman hingga pertandingan berakhir, PSS Sleman tidak mampu menciptakan gol satu pun.

Kekalahan PSS Sleman di pekan ke-30 di kandang Persib Bandung, makin dalam berada di jurang degradasi yang miliki 22 poin klasemen BRI Liga 1, dan Persib Bandung siap merayakan juara sepak bola bergengsi nasional Liga 1 Indonesia.(S-267) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...