Langsung ke konten utama

Japan Open 2025: Putri Taklukkan Tuan Rumah, Anthony Ginting Belum Optimal

Putri Kusuma Wardani, tunggal putri Indoensia, Japan Open 2025 (Foto hasil tangkapan layar dari pbsi.id)

 

MENJUAL HARAPAN - Turnamen badminton Japan Open 2025 pada tunggal putra dan putri wakil Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Ginting tersingkir di babak pertama atau 32 besar.

Pada tunggal putri menyisakan Putri Kusuma Wardani, sedangkan Gregoria Mariska Tunjung kandas juga di babak pertama.

Tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani berhasil tumbangkan tunggal putri tuan rumah, Jepan, Natsuki Nidaira dengan dua gim langsung 21-10, 21-16.

Putri pada pbsi.id mengatakan bahwa secara keseluruhan saya cukup puas dengan cara main hari ini. Saya percaya diri dari hasil latihan selama kurang lebih satu bulan terakhir benar-benar kekurangan sebelumnya pelan-pelan sudah bisa ditutup dan terasa di dalam lapangan.

Seperti speed dan kekuatan kakinya sudah mulai bertambah, belum penuh tapi sudah ada perubahan positif,” ungkapnya kepada pbsi.id (16/7/2025).

Jelasnya, saya sudah mempelajari permainan Natsuki dan tadi juga tidak jauh berbeda dari pertemuan pertama jadi saya hanya mengikuti apa strategi yang sudah disiapkan.

Berkat kemenangan ini, Putri melaju ke babak kedua atau babak 16 besar.

Sementara pada tunggal putra, Anthony S. Ginting yang berhadapan dengan dengan tunggal putra tuan rumah, Kodai Naraoka tidak berhasil lolos ke babak kedua.

Ginting ditaklukkan Kodai Naraoka dengan skor gim 13-21,19-21.

Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putra Indoensia, Japan Open 2025 (Foto hasil tangkapan layar dari pbsi.id)

Memang, Ginting kalah di pertandingan pertamanya saat kembali setelah lama menjalani perawatan cedera bahu yang membuatnya beberapa kali dalam turnamen badminton absen.

Anthony Sisinuka Ginting pada pbsi.id mengungkapkan, syukur bisa kembali ke pertandingan dengan baik dan tanpa cedera.

Memang cukup berbeda suasana dan feel di pertandingan atau latihan. Jujur enam bulan rehat dari turnamen bukan waktu yang sebentar tapi tadi mencoba semaksimal mungkin dari pikirannya, fokusnya,” ungkapnya sebagaimana dikutip pbsi.id (16/7/2025).

Kendati Ginting belum 100 persen sembuh dari cedera, permainannya cukup merepotkan lawannya. “Tujuan awal memang untuk mengembalikan feeling tapi bukan berarti main asal-asalan jadi tetap mencoba menerapkan strategi yang sudah didiskusikan dengan pelatih,” ungkapnya. (S_267) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...