Langsung ke konten utama

Liga Jerman: Bayern Luluhlantahkan Tuan Rumah Augsburg

 


MENJUAL HARAPAN – Bundesliga atau Liga Jerman musim 2024-2025 pekan ke 28, Augsburg menjamu Bayern pada Sabtu dini hari WIB (5/4/2025).

Tuan rumah, Augsburg berhasil membuat gol lebih dahulu pada menit ke-30 lewat tusukan tendangan Dimitris Giannoulis.

Namun, pada menit-menit sepanjang permainan kedua tim kesebelasan ini, permainan didominasi oleh Bayern.

Bayern yang kebobolan gawangnya terlebih dahulu pada menit ke-30, mampu membalikkan keadaan.

Pada menit ke-42 Bayern berhasil menyamakan kedudukan gol menjadi 1-1 lewat tendangan Jamal Musiala.

Kemudian, usai istirahat, babak kedua, akselerasi permainan para pemain Bayern menguasai semua lini. Dan pada menit ke-60 berhasil menggetarkan gawang kiper tuan rumah Augsburg lewat tendangan Harry Kane.

Bayern unggul menjadi 2-1 pada menit ke-60, terus makin gencar lakukan aksi-aksi serangannya ke pertahanan tuan rumah, namun masih belum nambah gol.

Waktu normal pertandingan habis, dan pada menit-menit tambahan waktu, yaitu menit ke-90+3 atas tekanan para pemain Bayern di pertahanan Augsburg membawa petakan tuan rumah pemainnya melakukan gol bunuh diri (GBD).

Gol pun menjadi Bayern 3-1 Augsburg hingga pertandingan berakhir.

Hasil raih tiga poin dari tandang ke markas Augsburg ini, Bayern makin kokoh di puncak klasemen dengan 68 poin, sedangkan Augsburg berada pada posisi ke-8 dengan 39 poin pada klasemen Bundesliga pekan ke-28. **

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...