MENJUAL HARAPAN - Getaran dari bawah tanah kini telah menyebabkan retakan besar pada fondasi Kebun Raya Nusantara. Retakan itu bukan karena gempa bumi, melainkan karena tekanan dari bawah, dari suara-suara yang selama ini terpendam. Para Penguasaha, yang selama ini merasa aman di atas fondasi yang kokoh, kini mulai merasakan guncangan. Mereka mencoba menambal retakan itu dengan janji-janji kosong dan aturan-aturan baru, namun usaha mereka sia-sia.
Retakan itu semakin membesar, dan dari celah-celah itu, mulai tumbuh tunas-tunas baru. Tunas-tunas ini bukan berasal dari benih yang ditanam oleh Para Penguasaha, melainkan dari "Benih Kejujuran" dan "Benih Keadilan" yang selama ini tersembunyi di bawah tanah. Tunas-tunas itu tumbuh perlahan namun pasti, menembus lapisan-lapisan kebohongan dan ketidakadilan.
Si Kecil, si semut pekerja, melihat bagaimana tunas-tunas itu tumbuh. Ia melihat bagaimana mereka menembus akar-akar hisap, merobek jaring-jaring laba-laba, dan menghancurkan Timbangan Curang. Ia melihat bagaimana tunas-tunas itu memancarkan cahaya harapan, menerangi kegelapan yang selama ini menyelimuti Kebun Raya. Ia tak mengerti mengapa kekuatan sekecil itu bisa menciptakan perubahan sebesar ini.
Para Penguasaha mulai panik. Mereka mencoba memotong tunas-tunas itu, mencoba menghancurkan setiap benih yang tumbuh. Namun, semakin mereka memotong, semakin banyak tunas yang tumbuh. Semakin mereka menghancurkan, semakin kuat semangat perlawanan yang muncul. Ini adalah mimpi buruk mereka: ketika rakyat memiliki kesadaran dan kekuatan untuk menumbuhkan harapan mereka sendiri.
Beberapa Petani Kecil yang awalnya putus asa, kini mulai melihat tunas-tunas itu. Mereka mulai merasakan semangat baru, semangat untuk menanam kembali benih-benih harapan di lahan mereka yang tandus. Mereka mulai bergabung dengan Para Cacing Tanah dan Para Tikus Got, bahu-membahu merawat tunas-tunas itu, memastikan mereka tumbuh menjadi pohon-pohon yang kokoh.
Bahkan makhluk-makhluk kecil lainnya, seperti kawanan kupu-kupu dan capung, pun ikut merayakan tumbuhnya tunas-tunas baru ini. Mereka beterbangan di sekitar tunas, seolah-olah menyebarkan serbuk sari harapan ke seluruh penjuru Kebun Raya. Ini adalah awal dari sebuah kebangkitan, ketika alam dan manusia bersatu untuk melawan ketidakadilan.
Si Kecil, si semut pekerja, merasa sangat bahagia. Ia melihat bagaimana retakan di fondasi Kebun Raya semakin membesar, dan bagaimana cahaya kebenaran mulai masuk melalui celah-celah itu. Ia tahu bahwa nestapa ini akan segera berakhir. Ia berteriak, "Tunas-tunas harapan telah tumbuh! Kita akan membangun Kebun Raya yang baru!" Dan teriakannya itu, kini menjadi melodi kebangkitan yang abadi, mengiringi langkah setiap penghuni Kebun Raya menuju masa depan yang lebih baik. (Sesi - 8 dari “Nestapa Ekonomi Kerakyatan)
Baca seri sebelumnya: Suara-suara di Bawah Tanah dan Getaran Perlawanan
Komentar