Ilustrasi sesi 6 dari "Dagelan Politik" MENJUAL HARAPAN - Panggung Nusantara , kini penuh dengan paradoks. Mereka yang kemarin mengenakan topeng pahlawan, kini tampil dengan jubah penindas. Mereka yang dulu mengumandangkan janji kebebasan, kini menjadi sipir penjara kebebasan. Si Juru Bicara Berapi-api, yang dulu lantang menyerukan reformasi, kini menjadi penjaga setia status quo. Kata-katanya yang dulu membakar semangat, kini menjadi dingin dan hampa, seperti abu yang tertinggal setelah api padam. Si Penenun Kata-kata, yang dulu piawai merangkai mimpi-mimpi indah, kini menggunakan kata-katanya untuk membenarkan penindasan dan menutupi kebobrokan. Ia tak ragu memutarbalikkan fakta, mengubah hitam menjadi putih, dan putih menjadi abu-abu. Ia adalah seorang penyihir kata yang mampu membuat kebohongan terdengar seperti kebenaran, dan kebenaran terdengar seperti dongeng belaka. Para penonton yang dulu mengelu-elukan mereka, kini merasa dikhianati. Mereka seperti anak-anak kecil...
Berbagi setetes info, menuai pengetahuan