Langsung ke konten utama

Keadilan dan Surutnya Keserakahan

 


MENJUAL HARAPAN - Retakan di fondasi Kebun Raya Nusantara kini telah menyebabkan "Banjir Keadilan". Banjir ini bukan berasal dari air hujan, melainkan dari air mata penderitaan yang selama ini tertahan, kini tumpah ruah membanjiri seluruh Kebun Raya. Air mata itu membawa serta lumpur-lumpur kebohongan, puing-puing ketidakadilan, dan sisa-sisa keserakahan yang selama ini menumpuk.

Banjir Keadilan ini menyapu bersih semua akar-akar hisap, merobek jaring-jaring laba-laba, dan menghanyutkan Timbangan Curang. Gudang Raksasa yang berisi Harta Kekayaan pun ikut terendam, dan isinya mulai terbawa arus, menyebar ke seluruh penjuru Kebun Raya. Topeng Pembangunan dan Lubang-lubang Kemiskinan pun ikut hanyut, tak bersisa.

Si Kecil, si semut pekerja, menyaksikan semua ini dengan takjub. Ia melihat bagaimana air mata penderitaan yang selama ini ia saksikan, kini menjadi kekuatan yang membersihkan segalanya. Ia melihat bagaimana Kebun Raya yang dulunya kotor dan penuh nestapa, kini perlahan mulai bersih dan jernih. Ia tak mengerti mengapa kekuatan air mata bisa begitu dahsyat.

Para Penguasaha, yang selama ini hidup di atas fondasi yang kokoh, kini terombang-ambing oleh Banjir Keadilan. Mereka mencoba berpegangan pada sisa-sisa kekuasaan dan kekayaan mereka, namun semua itu hanyut terbawa arus. Topeng-topeng mereka lepas, jubah-jubah mereka basah kuyup, dan wajah asli mereka yang penuh ketakutan kini terlihat jelas. Mereka tidak lagi memiliki kekuatan untuk mengendalikan, karena semua alat mereka telah hancur.

Para Petani Kecil, Para Cacing Tanah, dan Para Tikus Got, yang selama ini hidup dalam penderitaan, kini merasakan kelegaan yang luar biasa. Mereka tidak lagi terjerat hutang, tidak lagi terbebani aturan, dan tidak lagi tertindas oleh kerakusan. Mereka melihat bagaimana Harta Kekayaan yang dulunya hanya dinikmati segelintir orang, kini menyebar ke seluruh penjuru Kebun Raya, memberikan harapan baru bagi semua.

Bahkan makhluk-makhluk kecil lainnya, seperti kawanan burung dan ikan, pun ikut merasakan kelegaan ini. Burung-burung terbang rendah, seolah-olah membersihkan udara dari sisa-sisa polusi. Ikan-ikan berenang bebas di air yang jernih, seolah-olah merayakan kembalinya keadilan. Ini adalah momen pembersihan, ketika semua kotoran dan kejahatan disapu bersih oleh Banjir Keadilan.

Si Kecil, si semut pekerja, merasa sangat bersyukur. Ia tahu bahwa Banjir Keadilan ini adalah berkah, sebuah pembersihan yang diperlukan untuk membangun Kebun Raya yang baru. Ia berteriak, "Banjir Keadilan telah datang! Nestapa telah surut! Mari kita bangun Kebun Raya yang adil dan makmur!" Dan teriakannya itu, kini menjadi melodi pembersihan yang abadi, mengiringi langkah setiap penghuni Kebun Raya menuju masa depan yang lebih baik. (Sesi 9 dari “Nestapa Ekonomi Kerakyatan)

Baca juga: Retaknya Fondasi, dan Tumbuhnya Tunas Baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hegemoni Ekologis

Oleh Silahudin MENJUAL HARAPAN -  RETORITKA pembangunan berkelanjutan, dan jargon hijau tampak kian populer di ruang-ruang kebijakan, akan tetapi, di balik itu juga tersembunyi satu paradoks besar, yaitu alam terus mengalami kerusakan struktural, walau keberlanjutannya digembar-gemborkan.  Pergulatan hidup kita, dalam realitasnya dikonstruksi oleh bahasa, dan narasi yang seolah peduli terhadap lingkungan, namun, secara praksis terus-menerus melegitimasi eksploitasi. Pada titik simpul inilah, letak hegemoni ekologis, bukan hanya dominasi atas alam, tetapi juga dominasi atas cara berpikir tentang alam. Memang, hegemonis ekologis bekerja secara halus melalui wacana yang kita anggap netral, seperti istilah "pemanfaatan sumber daya", "optimalisasi kawasan", atau "efisiensi energi", dan lain sejenisnya. Dalam tataran kerangka tersebut, alam dikonstruksi sebagai objek pasif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Kepentingan ekonomi diselubungi bahasa sa...

Fiorentina Vs Verona, Udinese Vs Napoli, dan Milan Imbang Lawan Sassuolo

  MENJUAL HARAPAN - Tuan rumah Fieorentina alami kekalahan dari Verona dengan skor gol 1-2 pada pekan ke-15. Fiorentina berada di zona degradasi dengan koleksi 6 poin, sedangkan Verona berada di urutan ke-18 dengan koleksi 12 poin pada klasemenn sementara Serie A pekan kelima belas. Adapun pada pertandingan lainnya, Udinese mengalahkan Napoli dengan skor gol 1-0. Gol semata wayang Udinese dicetak Jurgen Ekkelenkamp, dan kini Udinese berada di urutan ke-10 dengan 21 poin, sementara Napoli sendiri masih bertengger di papan atas urutan ke-3 dengan koleksi 31 poin pada klasemen sementara Serie A pekan ke-15. Sedangakn, Milan menjamu Sassuolo berakhir dengan skor gol 2-2. Masing-masing dua gol itu, AC Milan terlebih dahulu kecolongan gawangnya pada menit ke-13 lewat tendangan Ismael Kone. Namun, tuan rumah AC Milan berhasil menyamakan kedudukan gol 1-1 pada menit ke-34 lewat tusukan Devide Bartesaghi. Selanjutny,a pada menit ke-47, tuan rumah AC Milan berhasil unggul lebih dahulu yang d...

Tata Cara dan Tahapan RPJPD, RPJMD, dan RKPD dalam Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia: Kajian Normatif dan Partisipatif

Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - PERENCANAAN pembangunan daerah merupakan instrumen strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui tata kelola pemerintahan yang demokratis, efisien, dan berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, sistem ini diatur secara normatif melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan diperinci dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa perencanaan pembangunan daerah terdiri atas tiga dokumen utama: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Ketiganya disusun secara berjenjang, partisipatif, dan berorientasi hasil (UU No. 23/2014, Pasal 258). RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 tahun. Ia berfungsi sebagai arah strategis pembangunan daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJPD d...