Pertandingan ini bukan sekadar tiga poin biasa; ia menjadi penegas bahwa tim berjuluk Pesut Etam ini merupakan salah satu kandidat kuat juara musim ini. Kemenangan ini juga mengukuhkan posisi mereka di puncak klasemen sementara dengan torehan sempurna 12 poin dari empat laga. Sementara itu, PSIM, meski harus menelan kekalahan pertama, tetap menunjukkan perlawanan gigih yang menjanjikan.
Pertandingan dibuka dengan tempo tinggi. PSIM yang bermain di hadapan pendukung sendiri tampil agresif sejak peluit awal dibunyikan. Mereka mengandalkan kecepatan sayap dan umpan-umpan terobosan yang seringkali merepotkan lini belakang Borneo FC.
Beberapa peluang sempat tercipta, namun solidnya pertahanan yang digalang oleh kapten Diego Michiels membuat serangan PSIM selalu kandas.
Momen krusial terjadi pada menit ke-28, di mana Muhammad Sihran berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang PSIM. Gol pembuka ini menjadi pelecut semangat bagi skuad asuhan pelatih Pieter Huistra.
Memasuki babak kedua, Borneo FC semakin menunjukkan kualitasnya. Mereka mengambil alih kendali permainan dengan dominasi penguasaan bola yang lebih baik.
Strategi umpan pendek dan pergerakan tanpa bola yang rapi membuat PSIM kesulitan untuk mengembangkan permainan. Hasilnya, lima menit babak kedua berjalan, Juan Villa mencatatkan namanya di papan skor. Gol ini lahir dari skema serangan balik cepat yang mematikan, menunjukkan efektivitas serangan Borneo FC. Keunggulan 2-0 ini membuat mereka semakin percaya diri dan bermain lebih lepas.
PSIM tidak menyerah. Di bawah asuhan pelatih Kas Hartadi, Laskar Mataram ini, mencoba segala cara untuk memecah kebuntuan. Masuknya beberapa pemain pengganti membuat permainan PSIM lebih dinamis. Mereka mencoba lebih sering melakukan tendangan jarak jauh dan memanfaatkan bola mati. Sayangnya, upaya ini belum membuahkan hasil. Kiper Borneo FC, Angga Saputro, tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan krusial yang menjaga gawangnya tetap bersih dari kebobolan.
Pada menit ke-85, Maicon seolah mengunci kemenangan Borneo FC. Golnya yang lahir dari situasi kemelut di depan gawang PSIM membuat skor berubah menjadi 3-0. Gol ini seakan mematahkan semangat juang tuan rumah, namun mereka menunjukkan mentalitas yang luar biasa. Hanya dua menit berselang, PSIM berhasil mencetak gol hiburan melalui Anton Fase. Gol ini setidaknya menjadi penawar kekecewaan bagi para suporter PSIM yang tetap setia memberikan dukungan hingga akhir pertandingan.
Keberhasilan Borneo FC bukan hanya soal mencetak gol. Kemenangan mereka adalah buah dari strategi yang matang dan eksekusi taktik yang disiplin. Pelatih Pieter Huistra berhasil meracik tim yang tidak hanya tajam di lini serang, tetapi juga kokoh di pertahanan. Trio gelandang mereka bekerja sama dengan sangat baik dalam memutus serangan lawan dan mengatur tempo permainan. Pemain sayap seperti Sihran dan Maicon juga sangat efektif dalam membuka ruang dan menciptakan peluang.
Di sisi lain, tuan rumah PSIM, meski kalah, memiliki potensi besar yang perlu diasah. Mereka menunjukkan semangat juang yang tinggi, terutama di babak kedua. Kelemahan yang terlihat adalah kurangnya efektivitas di sepertiga akhir lapangan dan kurangnya koordinasi di lini belakang yang seringkali membuat mereka kebobolan. Namun, dengan perbaikan yang tepat, PSIM bisa menjadi kuda hitam yang berbahaya di musim ini. Posisi keempat di klasemen sementara dengan 8 poin adalah bukti nyata bahwa mereka bukan tim sembarangan.
Dengan demikian, secara keseluruhan, laga ini menjadi tontonan menarik yang menunjukkan kualitas sesungguhnya dari BRI Super League. Borneo FC membuktikan diri sebagai tim yang paling siap dan konsisten di awal musim ini, sementara PSIM memberikan sinyal bahwa mereka adalah tim yang patut diperhitungkan. Pertandingan ini menjadi cerminan bahwa persaingan di papan atas klasemen akan sangat ketat dan penuh kejutan. (S-267)
Baca juga: Persija Gagal Kalahkan Bali United
Komentar