MENJUAL HARAPAN - BRI Super League 2025/2026 yang berlangsung dalam jeda pekan keenam dan ketujuh. Sorotan tajam jatuh pada demonstrasi kekuatan di Samarinda, dan drama empat gol yang menguras emosi di Surakarta. Pekan ini menyajikan konfirmasi status tim pemuncak dan perjuangan heroik tim-tim yang mencari stabilitas.
Laga akbar antara Borneo FC dan Persija Jakarta di pekan keenam telah menahbiskan Pesut Etam sebagai kekuatan yang paling konsisten di liga sejauh ini. Kemenangan telak 3-1 bukan sekadar hasil, melainkan sebuah pernyataan taktis yang lugas dari pelatih Borneo.
Borneo menunjukkan efektivitas klinis yang superior. Gol pembuka oleh Joel Vinicius di menit ke-45, menjelang turun minum, adalah sebuah pukulan psikologis. Ini memaksa Macan Kemayoran kembali ke ruang ganti dalam keadaan tertinggal.
Momentum tersebut dilanjutkan pada babak kedua ketika Kei Horose menggandakan keunggulan di menit ke-55, menunjukkan bahwa tekanan Borneo di lini tengah telah berhasil mematikan kreativitas Persija.
Gol penutup yang dicetak oleh Douglas Coutinho pada menit ke-90 menegaskan dominasi mutlak Borneo hingga akhir laga. Gol balasan yang dicetak Gustavo Almeida di menit 90+8 hanyalah sebatas hiburan dan statistik yang datang terlalu terlambat untuk mengubah narasi pertandingan.
Dengan hasil ini, Borneo FC kokoh di puncak dengan 18 poin, membuktikan bahwa mereka adalah kandidat juara yang paling serius. Persija, yang kini berada di urutan ke-4 dengan 11 poin, harus segera mengevaluasi pertahanan dan efisiensi serangannya jika ingin tetap berada dalam perburuan gelar.
Sementara, pada pekan ketujuh menghadirkan duel penuh gairah di Stadion Manahan antara Persis Solo melawan Arema FC, yang berakhir imbang 2-2. Pertandingan ini adalah roller-coaster emosi yang menggambarkan perjuangan kedua tim di papan tengah dan bawah.
Persis Solo memulai laga dengan determinasi tinggi, yang langsung berbuah hasil cepat melalui gol Kodai Tanaka di menit ke-11. Keunggulan 1-0 bertahan lama, menunjukkan pertahanan Persis yang cukup solid di babak pertama. Namun, di babak kedua, Arema FC menunjukkan mentalitas Singo Edan yang sesungguhnya.
Momentum Arema datang pada menit ke-78 lewat gol penyeimbang dari Delberto, diikuti oleh gol Arkhan Fikri di menit ke-88 yang secara dramatis membalikkan kedudukan menjadi 1-2. Dalam rentang waktu sepuluh menit, Arema berhasil mematikan harapan Persis untuk meraih tiga poin.
Di saat pendukung Arema sudah bersiap merayakan kemenangan comeback, Gervane Kastaneer muncul sebagai pahlawan bagi Laskar Sambernyawa. Tendangan penyeimbang krusial di menit 90+2 menyelamatkan Persis dari kekalahan kandang dan mengunci skor 2-2. Bagi Persis Solo, hasil ini, meski hanya satu poin, sangat penting untuk menjaga moral mereka di posisi ke-16 (5 poin) di zona degradasi. Sementara Arema FC (9 poin, posisi ke-10) harus kecewa karena kehilangan dua poin berharga di menit-menit akhir.
Pekan ini sekali lagi menunjukkan bahwa BRI Super League adalah kompetisi yang tak mengenal kompromi. Konsistensi Borneo layak mendapat apresiasi mendalam, sedangkan drama di Solo menunjukkan betapa tipisnya batas antara kemenangan dan kegagalan di Liga Indonesia. (S_267)
Komentar