Langsung ke konten utama

Pekan Pertama Penuh Dinamika, Sunderland Tekuk West Ham, Brighton dan Fulham Berbagi Poin



MENJUAL HARAPAN - Pekan pertama Premier League 2025/2026 terus menyuguhkan kejutan dan drama. Di Stadium of Light, Sunderland tampil menggigit dan menekuk West Ham dengan skor meyakinkan 3-0.

Sementara di Falmer Stadium, Brighton dan Fulham berbagi angka dalam laga yang berakhir dramatis 1-1.

Dua pertandingan ini menghadirkan nuansa berbeda: satu penuh ledakan di babak kedua, satu lagi sarat ketegangan hingga detik terakhir.

Laga antara Sunderland dan West Ham sempat berlangsung datar di babak pertama. Kedua tim bermain hati-hati, dengan West Ham mencoba menguasai lini tengah lewat kombinasi Tomas Soucek dan Lucas Paquetá. Namun, Sunderland menunjukkan disiplin tinggi dalam bertahan dan menunggu momentum. Babak pertama berakhir tanpa gol, tapi atmosfer di Stadium of Light mulai memanas.

Memasuki babak kedua, Sunderland mengubah tempo. Eliezer Mayenda membuka keunggulan di menit ke-61 lewat tendangan keras dari dalam kotak penalti, hasil umpan terobosan dari Jack Clarke. Gol ini menjadi pemantik semangat tuan rumah. Daniel Ballard, bek tengah yang naik membantu serangan, menggandakan skor lewat sundulan tajam di menit ke-73. West Ham tampak kehilangan koordinasi, dan Sunderland memanfaatkan celah dengan sangat efektif.

Wilson Isidor menutup pesta gol di menit ke-90+2, memanfaatkan kelengahan lini belakang West Ham yang terlalu maju.

Gol ini bukan hanya simbol kemenangan, tapi juga penegasan bahwa Sunderland bukan sekadar tim promosi yang ingin bertahan—mereka siap bersaing. Dengan kemenangan ini, Sunderland langsung meroket ke posisi kedua klasemen sementara, hanya kalah selisih gol dari Manchester City.

Sementara, di laga lain, Brighton menjamu Fulham dalam duel yang lebih taktis dan penuh ketegangan. Brighton unggul lebih dulu lewat penalti Matt O’Riley di menit ke-55, setelah pelanggaran yang dilakukan oleh Issa Diop. O’Riley mengeksekusi dengan tenang, mengirim bola ke sudut kiri bawah gawang. Brighton sempat mengontrol permainan, namun gagal menambah gol meski memiliki beberapa peluang dari João Pedro dan Kaoru Mitoma.

Fulham tidak menyerah. Mereka terus menekan di menit-menit akhir, dan hasilnya datang di injury time menit ke-90+7. Rodrigo Muniz, yang masuk sebagai pemain pengganti, melakukan tusukan dari sisi kiri dan melepaskan sepakan mendatar yang tak mampu dibendung kiper Brighton. Gol ini menjadi penyeimbang sekaligus penyelamat satu poin bagi Fulham.

Hasil imbang ini menunjukkan bahwa Brighton masih perlu memperbaiki efektivitas serangan dan manajemen waktu. Sementara Fulham menunjukkan karakter kuat dan mentalitas pantang menyerah. Kedua tim masih punya potensi besar, tapi konsistensi akan menjadi kunci di musim yang panjang ini.

Pekan pertama Premier League 2025/2026 menghadirkan cerita yang beragam. Sunderland menjadi sorotan dengan kemenangan telak dan semangat juang yang tinggi. Brighton dan Fulham menunjukkan bahwa setiap detik di Premier League bisa mengubah segalanya. Musim baru telah dimulai, dan setiap tim kini tahu, tak ada ruang untuk lengah. (S_267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...