Langsung ke konten utama

Man United Dipermalukan Arsenal, Chelsea Vs Crystal Palace Tanpa Gol

 


MENJUAL HARAPAN  - Musim baru Premier League langsung dibuka dengan duel klasik yang sarat gengsi: Manchester United menjamu Arsenal di Old Trafford.

Alih-alih menjadi panggung kebangkitan Setan Merah, laga ini justru menjadi monumen awal dominasi Arsenal yang tampil lebih terorganisir, lebih percaya diri, dan lebih tajam dalam membaca momentum.

Skor akhir 0-1 memang terlihat tipis, tapi maknanya jauh lebih dalam: Arsenal datang sebagai tamu, dan pulang sebagai penakluk.

Gol semata wayang dicetak oleh Riccardo Calafiori pada menit ke-13, sebuah momen yang lahir dari kombinasi presisi dan keberanian. Bek kiri asal Italia itu menyusup ke kotak penalti, menerima umpan silang rendah dari sisi kanan, dan menyambar bola dengan kaki kirinya melewati Andre Onana yang tak sempat bereaksi. Bukan hanya gol, itu adalah pernyataan: Arsenal tak datang untuk bertahan, mereka datang untuk menguasai.

Man United Kehilangan Ritme

Sepanjang laga, Manchester United terlihat gamang. Mereka menguasai bola lebih banyak, tapi kehilangan arah dalam membangun serangan.

Bruno Fernandes dan Mason Mount gagal menemukan celah di lini tengah Arsenal yang dikawal ketat oleh Declan Rice dan Martin Ødegaard. Bahkan Marcus Rashford yang biasanya eksplosif, lebih banyak terisolasi di sisi kiri. Arsenal, sebaliknya, bermain dengan disiplin tinggi dan transisi cepat yang membuat United tak nyaman.

Yang menarik, bukan hanya soal taktik, tapi soal psikologi. Arsenal bermain dengan kepala tegak, seolah mereka tahu bahwa sejarah di Old Trafford tak lagi menakutkan. Mikel Arteta tampak tenang di pinggir lapangan, sementara Erik ten Hag terlihat frustrasi, berkali-kali berdiri dan memberi instruksi yang tak kunjung direspons dengan efektif oleh anak asuhnya.

Calafiori: Debut yang Menyengat

Riccardo Calafiori layak mendapat sorotan khusus. Pemain yang baru didatangkan dari Bologna ini langsung menunjukkan kelasnya. Ia bukan hanya mencetak gol, tapi juga tampil solid dalam bertahan dan aktif dalam membangun serangan dari sisi kiri.

Dalam satu laga, ia menjelma menjadi simbol keberanian Arsenal untuk mempercayakan panggung besar kepada talenta muda yang lapar.

Bagi Arsenal, kemenangan ini bukan sekadar tiga poin. Ini adalah pembuktian bahwa proyek Arteta terus berkembang. Mereka tak lagi bergantung pada satu-dua bintang, tapi membangun sistem yang memungkinkan siapa pun bersinar. Dan Calafiori, malam itu, menjadi bintang yang menyengat di langit Manchester.

Chelsea vs Crystal Palace, Tanpa Gol di Stamford Bridge

Sementara itu, di London Barat, Chelsea menjamu Crystal Palace dalam laga yang berakhir tanpa gol. Meski skor 0-0, pertandingan ini penuh dengan ketegangan dan dinamika yang menarik. Chelsea tampil dominan dalam penguasaan bola, namun Palace menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam bertahan.

Enzo Fernández dan Moisés Caicedo berusaha mengatur ritme dari lini tengah, tapi Palace bermain rapat dan disiplin. Kiper Palace, Dean Henderson, tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan krusial, termasuk satu momen dramatis saat ia menepis sundulan Nicolas Jackson di menit ke-78. Chelsea mencoba segala cara, dari umpan silang hingga tembakan jarak jauh, tapi tak satu pun yang berbuah gol.

Pochettino Masih Mencari Formula

Mauricio Pochettino tampaknya masih mencari formula terbaik untuk tim mudanya. Chelsea punya talenta, namun belum punya harmoni. Terlalu banyak individu yang belum menyatu dalam satu irama.

Sementara Crystal Palace, di bawah Oliver Glasner, tampil pragmatis tapi efektif. Mereka tahu kapan harus menekan, kapan harus bertahan, dan kapan harus membuang bola jauh untuk meredam tekanan.

Laga ini menjadi pengingat bahwa Premier League bukan hanya soal bintang dan dana besar, tapi soal strategi dan eksekusi. Palace mungkin tak punya nama besar, tapi mereka punya semangat dan disiplin yang membuat Stamford Bridge malam itu terasa frustratif bagi tuan rumah.

Dua Laga, Dua Narasi Awal Musim

Dari dua laga pembuka ini, kita mendapat dua narasi yang kontras. Arsenal menunjukkan bahwa mereka siap bersaing di papan atas dengan sistem yang matang dan mental juara. Manchester United, sebaliknya, masih terlihat seperti tim yang mencari identitas.

Sementara Chelsea, meski menjanjikan, masih butuh waktu untuk menyatu. Crystal Palace, dengan segala keterbatasannya, membuktikan bahwa keberanian dan disiplin bisa menjadi senjata ampuh.

Musim masih panjang, tapi dua laga ini sudah cukup untuk menggugah imajinasi kita: siapa yang akan konsisten, siapa yang akan bangkit, dan siapa yang akan tenggelam dalam tekanan. Premier League 2025/2026 baru saja dimulai, dan drama sudah terasa sejak peluit pertama dibunyikan.(S_267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Cara dan Tahapan RPJPD, RPJMD, dan RKPD dalam Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia: Kajian Normatif dan Partisipatif

Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - PERENCANAAN pembangunan daerah merupakan instrumen strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui tata kelola pemerintahan yang demokratis, efisien, dan berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, sistem ini diatur secara normatif melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan diperinci dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa perencanaan pembangunan daerah terdiri atas tiga dokumen utama: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Ketiganya disusun secara berjenjang, partisipatif, dan berorientasi hasil (UU No. 23/2014, Pasal 258). RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 tahun. Ia berfungsi sebagai arah strategis pembangunan daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJPD d...

Persita Tangerang Gulingkan Trend Positif PSIM Yogyakarta

  MENJUAL HARAPAN - Pekan kedelapan BRI Super League 2025/2026, menjadi momen keberuntungan Persita Tangerang saat menjamu tim PSIM Yogyakarta yang berlangsung di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Jumat (17/10/2025). Pendekar Cisadane menggulingkan trend positif PSIM Yogyakarta dengan kemenangan 4-0. Eber Bessa menggolkan gol pembuka atas operan pemain setimnya Rayco Rodriguez   pada menit ke 23. K edudukan 1-0 ini tidak alami perubahan lagi hingga pertandingan turun minum. U sai istirahat, kedua kesebelasan kembali ke lapangan, tuan rumah Persita Tangerang yang sementara sudah unggul 1-0 atas PSIM Yogayarkta, tampak aksi-aksi serangannya terus menekan pertahanan tim lawan. S erangan demi serangan para pemain Pendekar Cisadane ini akhirnya kembali membobol gawang kiper PSIM pada meint ke-70 yang dicetak oleh Rayco Rodriguez . S udah unggul 2 gol, Persita Tangerang makin agresif melakukan serangan demi serangannya, kendati para pemain PSIM berusaha menghadangnya, namun hadanga...

Potret 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Antara Harapan dan Keraguan Publik

Sumber: setneg.go.id Oleh Silahudin Dosen FISIP Universitas Nurtanio Bandung MENJUAL HARAPAN - Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadi panggung dinamis bagi eksperimen kebijakan, diplomasi global, dan pertarungan persepsi publik. Laporan INDEF bertajuk “Rapor Netizen” mengungkapkan lanskap digital yang penuh sorotan, kritik, dan harapan. Dari reshuffle kabinet hingga program makan bergizi gratis, netizen menjadi aktor penting dalam menilai efektivitas dan etika pemerintahan. Presiden Prabowo menunjukkan orientasi geopolitik yang berbeda dari pendahulunya. Hampir 70% kunjungannya adalah lawatan ke luar negeri, berbanding terbalik dengan Jokowi yang 75% kunjungannya fokus ke dalam negeri. Prabowo tampak ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain strategis di tiga benua: Asia, Eropa, dan Amerika. Namun, di dalam negeri, dinamika politik tak kalah intens. Tiga kali reshuffle kabinet dalam satu tahun, melibatkan 10 pejabat setingkat menteri, menjadikan Prabowo sebagai pr...