MENJUAL HARAPAN - Jumat sore di Stadion Kie Raha, Ternate, menjadi saksi salah satu laga paling dramatis di pekan kedua BRI Super League 2025/2026. Malut United, sang tuan rumah, menjamu Bali United dalam pertandingan yang penuh kejutan, ketegangan, dan klimaks yang tak terduga.
Skor akhir 3-3 bukan sekadar angka, melainkan narasi penuh emosi yang menggambarkan betapa sepak bola bisa menjadi cermin dari ketegangan hidup.
Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Bali United langsung menunjukkan intensitasnya dan berhasil membuka keunggulan lewat Thijmen Goppel di menit ke-23. Gol ini seolah menjadi alarm bagi Malut United untuk bangkit. Hanya dua menit berselang, David da Silva menyamakan kedudukan lewat penyelesaian klinis yang membuat publik Kie Raha bergemuruh.
Tak berhenti di situ, David da Silva kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-32. Gol keduanya memperlihatkan insting predator yang tajam, sekaligus membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk Malut United. Babak pertama ditutup dengan keunggulan tuan rumah, namun semua tahu bahwa laga ini belum selesai.
Babak kedua dimulai dengan Bali United mencoba mengatur ulang ritme permainan. Usaha mereka membuahkan hasil di menit ke-62 lewat gol Irfan Jaya yang memanfaatkan celah di lini belakang Malut United. Skor kembali imbang, dan atmosfer stadion makin panas. Kedua tim saling menyerang, saling menguji ketahanan mental dan fisik.
Menjelang akhir pertandingan, Bali United tampak lebih dominan. Menit ke-90+1, Thijmen Goppel kembali mencetak gol keduanya, membawa Bali United unggul 3-2. Gol ini seolah menjadi pukulan telak bagi Malut United, yang mulai kehilangan kendali permainan. Namun, seperti dalam kisah epik, harapan belum sepenuhnya padam.
Di menit ke-90+10, sebuah insiden tak terduga terjadi. Rizky Dwi Febrianto, pemain Bali United, melakukan gol bunuh diri yang mengubah segalanya. Bola yang seharusnya dibuang keluar justru mengarah ke gawang sendiri. Stadion Kie Raha meledak, bukan karena gol indah, tapi karena keajaiban yang menyelamatkan muka Malut United dari kekalahan.
Skor akhir 3-3 menjadi penutup laga yang penuh liku. Malut United tetap berada di puncak klasemen pekan kedua, sebuah pencapaian yang menunjukkan konsistensi dan daya juang mereka. Sementara Bali United harus puas di posisi ke-9, meski permainan mereka menunjukkan kualitas dan determinasi tinggi.
Pertandingan ini bukan hanya soal gol dan statistik, tapi tentang bagaimana dua tim menunjukkan karakter mereka. Malut United dengan semangat pantang menyerah, dan Bali United dengan permainan agresif yang nyaris membuahkan kemenangan. Namun sepak bola, seperti hidup, kadang tak bisa diprediksi.
Di balik drama dan tensi tinggi, laga ini menyuguhkan pelajaran penting: bahwa dalam sepak bola, tidak ada hasil yang pasti hingga peluit panjang dibunyikan. Dan di Stadion Kie Raha, Malut United membuktikan bahwa harapan bisa datang bahkan dari kesalahan lawan. Sebuah malam yang akan dikenang lama oleh para pencinta Kabasela. (S_267)

Komentar