Langsung ke konten utama

Bhayangkara FC Vs PSM Makasar Berbagi Poin Lewat Penalti



MENJUAL HARAPAN - Bhayangkara FC pada pekan kedua BRI Super League 2025/2026 menjamu tim PSM Makasar. Dan pertandingan berlangsung digelar di Stadon Sumpah Pemuda, Sabtu (16/8/2025).

Panggung pertandingan Sabtu sore di Stadion Sumpah Pemuda itu,  sarat ketegangan antara kedua kesebelasan. Kedua tim datang dengan motivasi berbeda tentunya.  Bhayangkara ingin bangkit setelah hasil buruk di pekan pertama, sementara PSM berusaha mengamankan poin tandang demi menjaga posisi di klasemen. Hasil akhir 1-1 mencerminkan duel yang ketat dan penuh disiplin.

Pertandingan dimulai dengan tempo sedang. Bhayangkara FC mencoba menguasai bola lebih lama, namun PSM Makassar tampil lebih efektif dalam membangun serangan balik. Kedua tim bermain hati-hati, seolah menyadari bahwa satu kesalahan bisa berujung fatal. Suasana stadion cukup tenang, namun tensi di lapangan terasa tinggi.

Menjelang akhir babak pertama, PSM Makassar mendapat hadiah penalti setelah pelanggaran di kotak terlarang. Lucas Dias maju sebagai eksekutor dan menuntaskan tugasnya dengan tenang di menit ke-43. Bola diarahkan ke sudut kanan bawah, membuat kiper Bhayangkara tak berkutik. PSM unggul 1-0, dan babak pertama ditutup dengan keunggulan tim tamu.

Memasuki babak kedua, Bhayangkara FC meningkatkan intensitas permainan. Mereka mulai menekan dari sisi sayap dan memaksa PSM bertahan lebih dalam. Hasilnya datang di menit ke-59, ketika wasit menunjuk titik putih setelah pelanggaran terhadap Spasojevic di kotak penalti. Ilija Spasojevic sendiri maju sebagai algojo dan mencetak gol penyama kedudukan.

Gol tersebut menjadi titik balik bagi Bhayangkara FC. Mereka mulai bermain lebih percaya diri, sementara PSM mencoba menjaga ritme agar tidak kehilangan kendali. Akan tetapi, hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta. Skor 1-1 bertahan, dan kedua tim harus puas berbagi poin.

Secara statistik, pertandingan ini tidak menyuguhkan banyak peluang terbuka. Kedua tim lebih banyak bermain aman, mengandalkan bola mati dan transisi cepat. Namun dari sisi mentalitas, laga ini menunjukkan bahwa Bhayangkara FC mulai menemukan bentuk permainannya, sementara PSM tetap solid meski belum tampil eksplosif.

Bagi Bhayangkara FC, satu poin ini terasa penting. Setelah hasil buruk di laga pembuka, mereka kini punya modal untuk membangun momentum. Spasojevic kembali menunjukkan peran sentralnya sebagai pemimpin lini depan, dan eksekusi penaltinya menjadi simbol ketenangan di tengah tekanan.

Sementara PSM Makassar harus mengevaluasi efektivitas serangan mereka. Meski unggul lebih dulu, mereka gagal mempertahankan keunggulan. Lucas Dias tampil baik sebagai eksekutor, namun lini tengah PSM belum mampu mendominasi permainan secara konsisten.

Dengan hasil ini, Bhayangkara FC berada di posisi ke-15 klasemen sementara dengan 1 poin. PSM Makassar sedikit lebih baik di urutan ke-12 dengan 2 poin. Keduanya masih punya banyak pekerjaan rumah jika ingin bersaing di papan atas musim ini.

Pertandingan ini juga menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, penalti bisa menjadi penentu, namun bukan jaminan kemenangan. Kedua tim menunjukkan disiplin dan ketahanan, namun belum cukup tajam untuk mengunci tiga poin.

Di Stadion Sumpah Pemuda, Sabtu itu menjadi sore yang penuh pelajaran. Bukan hanya soal skor, tapi tentang bagaimana dua tim berjuang menjaga harga diri, membangun ritme, dan mencari arah di awal musim yang masih panjang. (S_267)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan RUU Perampasan Aset, Menata Hak Publik

Oleh Silahudin SALAH  satu poin krusial tuntutan unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025 yang lalu, adalah soal Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset. RUU ini, memang sudah jauh-jauh hari diusulkan pemerintah, namun tampaknya masih belum menjadi prioritas prolegnas. Di tengah meningkatnya tuntutan publik seperti dalam 17+8 tuntutan rakyat, RUU ini menjadi salah satu poin tuntutannya yang harus dijawab sungguh-sungguh oleh pemerintah dan DPR. RUU Perampasan Aset dalam tuntutan tersebut diberi tenggang waktu target penyelesaaiannya dalam kurun waktu satu tahun, paling lambat 31 Agustus 2026 (Kompas.id, 3/9/2025). RUU Perampasan Aset, tentu merupakan bagian integral yang menjanjikan reformasi struktural dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Selama ini, aset hasil kejahatan, terutama korupsi dan kejahatan ekonomi, tidak jelas rimbanya. RUU ini tampak visioner dimana menawarkan mekanisme perampasan aset tanpa pemidanaan, sebuah pendekatan yang lebih progresif dan berpihak pada kepentingan ...

MENTERTAWAKAN NEGERI INI

Oleh: Silahudin MENJUAL HARAPAN - Mentertawakan negeri ini bukan karena kita tak cinta. Justru karena cinta itu terlalu dalam, hingga luka-lukanya tak bisa lagi ditangisi. Maka tawa menjadi pelipur, menjadi peluru, menjadi peluit panjang di tengah pertandingan yang tak pernah adil. Negeri ini, seperti panggung sandiwara, di mana aktor utamanya tak pernah lulus audisi nurani. Di ruang-ruang kekuasaan, kita menyaksikan para pemimpin berdialog dengan teleprompter, bukan dengan hati. Mereka bicara tentang rakyat, tapi tak pernah menyapa rakyat. Mereka bicara tentang pembangunan, tapi tak pernah membangun kepercayaan. Maka kita tertawa, bukan karena lucu, tapi karena getir yang terlalu lama dipendam. Pendidikan, katanya, adalah jalan keluar. Tapi di negeri ini, sekolah adalah lorong panjang menuju penghapusan imajinasi. Anak-anak diajari menghafal, bukan memahami. Mereka diuji untuk patuh, bukan untuk berpikir. Guru-guru digaji dengan janji, sementara kurikulum berganti seperti musim, tanpa...

Menjadi Wakil Rakyat Tidak Hanya Terpilih, Tapi Teruji

MENJUAL HARAPAN - Pemilihan umum merupakan gerbang masuk menuju ruang representasi, tetapi bukan jaminan bahwa seseorang telah siap menjadi wakil rakyat. Terpilih adalah pengakuan elektoral, sementara teruji adalah proses etis dan reflektif yang berlangsung sepanjang masa jabatan. Dalam konteks DPRD, menjadi wakil rakyat yang teruji berarti menjalankan fungsi kelembagaan dengan integritas, keberpihakan, dan kesadaran akan dampak sosial dari setiap keputusan. Demokrasi lokal membutuhkan wakil rakyat yang tidak hanya hadir secara politik, tetapi juga secara moral. Seperti dikemukakan oleh Max Weber (1919), “Politik yang bermakna adalah politik yang dijalankan dengan tanggung jawab, bukan dengan ambisi.” Maka, keterpilihan harus diikuti dengan proses pembuktian: apakah wakil rakyat mampu menjaga etika, mendengar publik, dan berpihak pada keadilan. Fungsi DPRD mencakup legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Ketiganya menuntut kapasitas analitis, keberanian politik, dan komitmen etis. Ter...