Telisik Kemunduran Diri Musk Sebagai Kepala DOGE, Berdampak pada Program Antariksa AS
Ketegangan Musk-Trump (Foto hasil tangkapan layar dari website https://www.bloombergtechnoz.com) |
MENJUAL HARAPAN - Ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dan CEO SpaceX Elon Musk, memasuki babak baru pada Juni 2025 ini, dan berdampak signifikan pada program antariksa Amerika Serikat.
Musk, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan Federal (DOGE) pada akhir Mei 2025, dan hanya menjabat selama empat bulan.
Pengunduran diri Musk ini, dipicu oleh perbedaan pandangan mengenai kebijakan fiskal, khususnya RUU perpajakan yang disebut Musk sebagai "Big Beautiful Bill," yang ia anggap bertentangan dengan misi efisiensi anggaran DOGE.
Musk, secara terbuka mengkritik RUU tersebut, menyatakan bahwa pengeluaran besar-besaran yang diusulkan akan meningkatkan defisit anggaran AS, melemahkan upaya efisiensi yang ia pimpin.
Kritiknya tersebut, memicu ketegangan di Gedung Putih, terutama di kalangan staf senior, dan memunculkan spekulasi bahwa Trump tidak akan memperpanjang jabatan Musk. Pengunduran dirinya dilakukan tanpa konsultasi langsung dengan Trump, menambah kesan bahwa hubungan keduanya telah retak.
Dampak dari konflik ini terasa pada program antariksa AS, di mana SpaceX memainkan peran kunci sebagai peluncur roket paling aktif di dunia dan pemegang kontrak miliaran dolar untuk proyek seperti satelit pertahanan dan pendaratan bulan. Keputusan Musk untuk menghentikan program wahana Dragon milik SpaceX juga menimbulkan kekhawatiran tentang kelanjutan proyek antariksa strategis. Meski demikian, NASA menyatakan tetap berkomitmen pada visi antariksa Trump, meskipun tanpa dukungan penuh dari Musk.
Selain itu juga, dengan pengunduran diri Musk juga memicu spekulasi liar, termasuk tuduhan penggunaan narkoba setelah ia muncul dengan mata lebam dalam sebuah acara. Akan tetapi, fokus Musk kini beralih kembali ke bisnisnya, terutama Tesla, yang mengalami penurunan penjualan akibat protes anti-Musk di AS dan Eropa.
Analis dari Wedbush Securities menyebut keputusan Musk untuk mundur sebagai kabar baik bagi pemegang saham Tesla, oleh karena ia dapat kembali fokus pada inovasi teknologi.
Kendati telah mundur, Musk menyatakan tetap mendukung Trump sebagai penasihat informal. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: apakah Musk akan kembali menggelontorkan dana besar untuk mendukung agenda politik Trump, seperti yang ia lakukan sebelumnya? Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya aliansi politik di tengah ambisi pribadi dan kepentingan bisnis. (S-267)
Sumber: blombergtechnoz.com, kompas.com)