MENJUAL HARAPAN - Pekan keenam Liga Champions UEFA musim 2025/2026 telah rampung. Persaingan perolehan poin antara klub yang satu dengan yang lainnya berpaut tidak terlalu signifikan.
Berikut ulasan lengkap pekan keenam Liga Champions UEFA musim 2025/2026.
1. Arsenal Menjulang Tanpa Cela
Arsenal tampil sebagai satu-satunya klub yang menyapu bersih enam kemenangan dari enam laga. Dengan 17 gol dan hanya satu kali kebobolan, mereka menunjukkan dominasi absolut di semua lini. Kemenangan beruntun di pekan terakhir menegaskan konsistensi dan kedalaman skuad Mikel Arteta. Arsenal bukan hanya pemuncak klasemen, tapi juga simbol efisiensi dan disiplin taktis.
2. Bayern: Agresif Tapi Rentan
Bayern berada di posisi kedua dengan 15 poin, hasil dari lima kemenangan dan satu kekalahan. Produktivitas gol mereka (18) menjadi yang tertinggi kedua, namun kebobolan tujuh kali menunjukkan celah di lini belakang. Kekalahan satu-satunya menjadi pengingat bahwa dominasi ofensif belum tentu menjamin kestabilan klasemen.
3. PSG dan Efektivitas Serangan
PSG mencetak 19 gol—tertinggi di antara semua klub—namun hanya mengumpulkan 13 poin. Ini menunjukkan bahwa efektivitas serangan mereka belum sepenuhnya diimbangi oleh kestabilan pertahanan. Hasil lima laga terakhir yang mencakup satu kekalahan dan satu imbang menandakan bahwa tim asuhan Luis Enrique masih mencari ritme ideal.
4. Man City: Stabil Tapi Belum Tajam
Manchester City juga mengoleksi 13 poin, namun dengan selisih gol yang lebih rendah (6). Mereka hanya mencetak 12 gol, jauh di bawah PSG dan Bayern. Hasil imbang dan kekalahan dalam lima laga terakhir menunjukkan bahwa City belum mencapai performa puncak. Guardiola mungkin perlu merombak lini tengah agar lebih kreatif.
5. Atalanta: Kejutan dari Italia
Atalanta menjadi kejutan menyenangkan musim ini. Dengan 13 poin dan hanya delapan gol, mereka menunjukkan efisiensi luar biasa. Lima laga terakhir yang nyaris sempurna (empat kemenangan dan satu imbang) menandakan bahwa Gian Piero Gasperini berhasil membangun tim yang solid dan taktis, meski tanpa bintang besar.
6. Inter Milan: Inkonsistensi Menjadi Tantangan
Inter berada di posisi keenam dengan 12 poin, namun dua kekalahan dalam lima laga terakhir menunjukkan inkonsistensi. Meski memiliki pertahanan kuat (hanya kebobolan empat gol), hasil negatif melawan tim-tim papan atas bisa menjadi penghalang ambisi mereka untuk lolos ke fase gugur dengan status juara grup.
7. Real Madrid: Agresif Tapi Terluka
Madrid mencetak 13 gol dan mengoleksi 12 poin, namun dua kekalahan dalam lima laga terakhir menunjukkan bahwa mereka belum menemukan keseimbangan. Kombinasi antara lini serang yang eksplosif dan pertahanan yang belum solid membuat mereka rentan terhadap serangan balik. Ancelotti perlu memperkuat transisi defensif.
8. Atlético Madrid: Efisiensi dan Ketangguhan
Atlético tampil dengan gaya khas mereka—efisien dan tangguh. Dengan 15 gol dan hanya 12 kebobolan, mereka menunjukkan bahwa Simeone masih mampu meracik tim yang kompetitif. Lima laga terakhir yang didominasi kemenangan menunjukkan momentum positif yang bisa menjadi modal penting menuju fase gugur.
9. Liverpool: Dinamis Tapi Belum Konsisten
Liverpool juga mengoleksi 12 poin, namun dua kekalahan dalam lima laga terakhir menunjukkan bahwa mereka masih mencari kestabilan. Dengan 11 gol dan delapan kebobolan, Klopp perlu memperbaiki koordinasi antar lini, terutama dalam transisi bertahan. Potensi mereka besar, tapi belum sepenuhnya tergarap.
10. Dortmund: Produktif Tapi Tertahan
Dortmund mencetak 19 gol—setara dengan PSG—namun hanya berada di posisi kesepuluh dengan 11 poin. Dua hasil imbang dalam lima laga terakhir menunjukkan bahwa mereka kesulitan mengunci kemenangan. Meski produktif, pertahanan yang rapuh (13 kebobolan) menjadi titik lemah yang harus segera dibenahi.
Klasemen yang Ketat dan Kompetitif
Pekan keenam Liga Champions UEFA musim ini memperlihatkan betapa ketatnya persaingan. Selisih poin antara posisi kedua hingga kesepuluh hanya terpaut empat angka. Ini menandakan bahwa setiap laga ke depan akan menjadi penentu nasib klub-klub besar. Konsistensi, kedalaman skuad, dan kecermatan taktik akan menjadi pembeda antara yang lolos dan yang gugur. (S_267)
Komentar